Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bagaimana Caranya agar Anak Suka Buah dan Sayur?

28 Januari 2022   10:43 Diperbarui: 29 Januari 2022   04:00 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bagaimana Caranya agar Anak Suka Buah dan Sayur?|foto: 500px.com

Stunting atau kerdil, merupakan kondisi gagalnya pertumbuhan tubuh dan otak anak yang disebabkan kekurangan gizi.

Stunting dapat terjadi bila terus-menerus dalam waktu yang lama, yaitu sejak dalam kandungan sampai seribu hari setelah dilahirkan, seorang anak tidak mendapat cukup asupan vitamin, mineral, protein hewani dan atau tidak adanya keragaman pangan.

Sanitasi yang buruk, kurangnya air bersih, serta kurangnya pelayanan kesehatan, juga sangat memengaruhi pertumbuhan anak.

Sebab lainnya, kehamilan di usia remaja, infeksi pada ibu, gangguan mental, dan hipertensi.

Indonesia menduduki posisi kedua di Asia dan keempat di dunia, tahun 2019 dengan jumlah kasus stunting sebanyak 27,6%. Angka ini mengalami penurunan dari 37,8% pada 2013. Namun, batas toleransi yang disarankan badan kesehatan dunia WHO hanya 20%. Sumber

Untuk mencegah gizi buruk dan stunting, masyarakat perlu sadar untuk memperbanyak konsumsi makanan bergizi dari buah dan sayur lokal secara rutin.

Obesitas

Ilustrasi anak dwngan berat badan berlebih|foto: klikdokter.com
Ilustrasi anak dwngan berat badan berlebih|foto: klikdokter.com

Isi piringku, yang mengacu pada berapa banyak jumlah yang disarankan untuk hidup sehat tersebut, juga bertujuan menghindarkan obesitas yang masih banyak dialami masyarakat luas. Yaitu dengan memberi batasan konsumsi gula, garam dan lemak harian.

Obesitas menurut WHO 2000, merupakan gangguan yang ditandai dengan lemak tubuh berlebihan dan mengganggu kesehatan. Penyebabnya adalah tidak seimbangnya asupan energi (energy intake) dan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.

Dengan kata lain, konsumsi lebih banyak kalori daripada jumlah yang dibakar, dapat terakumulasi menjadi lemak tubuh.

Dari Healtline.com anak usia dua tahun dan remaja, juga mengalami obesitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun