Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Bunga dan Prajurit Kupu-kupu

18 Desember 2021   21:15 Diperbarui: 18 Desember 2021   21:28 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan ini berkali-kali menusuk ke pusat jantung, menghujam tanpa ampun.

Putriku kutitipkan pada ibu mertua, lima hari dalam seminggu. Pagi-pagi sekali kami berangkat dari rumah, dan malamnya kujemput. Cukup melelahkan sebenarnya, karena jaraknya dengan rumah kami sekitar sejam dengan mengendarai mobil.

Sesampainya di rumah, biasanya aku tertidur saat istirahat di sofa. Putriku sibuk menyelesaikan gambarnya untuk ditunjukkan pada ayahnya yang payah ini. Tapi aku malah dibuai mimpi.

Seringkali putriku tak menikmati makan malam yang kami beli di perjalanan tadi. 

"Nindy tidak mau makan tanpa ayah..." jawab putriku. Sayang juga, makanan enak itu sekarang sudah basi. Hanya bisa dibuang di bawah pohon mangga. Paling tidak akan terurai dan menjadi pupuk saja.

Belum lagi saat siang hari, ternyata putri kesayanganku sering malas makan. Sudah sering ibu mertua memberitahu, tapi lihatlah apa yang lebih mengisi pikiranku.

Rasa bersalah sepertinya akan menjadi pembunuh bagi ayah sepertiku. 

Andai saja Nina masih ada, dia akan merawat putri kami dengan baik. Seorang wanita jauh lebih peka dan telaten menghadapi karakter anak seperti apapun.

"Putri Bapak mengalami infeksi Helicobacter pylori," tutur Dokter Anwar di ruangannya.

Aku nanar, terpukul dan merasa sangat berdosa.

Sudah cukup lama, penderitaan ini dirasakan putri kesayanganku, semata wayangku. Mual, muntah, dan terutama rasa sakit yang dahsyat dari perutnya. Berkali-kali ia pingsan, lalu dilarikan ke rumah sakit. Andai saja aku bisa bertukar tempat dengannya. Aku, aku memang tidak becus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun