Seluruh dunia perlu tahu. Para istri bukanlah makhluk terjajah. Jika suaminya sudah tak menghargai dirinya, Lussy pun tak ingin bertahan. Sebagai istri, dirinya sudah cukup sabar.Â
Datangnya musim pandemi telah melemparkan suaminya, keluar dari tempatnya bekerja. Lussy tidak berdiam diri. Ia mengambil alih kemudi.Â
Lussy diterima bekerja di sebuah butik terkenal. Sementara sampai sekarang suaminya masih saja bersikap arogan. Apa yang salah?
Awalnya, mungkin suaminya tertekan setelah menjadi jobless. Tapi tanpa sepeser pun uang untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua, masihkah Lussy harus sering kena marah?
Tanpa melanjutkan sarapan, ia buru-buru menata bunga-bunga segar itu dalam jambangan kaca. Sudut yang paling pas adalah meja rias di kamar tidurnya. Mulai hari ini ia akan mengurus perceraian.
*
Desember yang dingin, tahun berikutnya
Memiliki lembaran hidup baru bersama lelaki lain, Lussy dijanjikan kemewahan dan kehangatan. Wanita mana yang mampu menggeleng tanda penolakan?Â
Wiryawan adalah importir bunga-bunga mahal yang disalurkan ke hotel-hotel berbintang serta perkantoran mewah lainnya. Omsetnya jelas menjanjikan.
Tapi Lussy baru tahu, suaminya juga seorang penulis novel romantis. Ia memang tak hobi membaca buku apapun. Padahal suaminya memakai nama yang sama.
Saat Wiryawan asyik dengan produksi novel terbarunya, Lussy tak akan menemukan suaminya di tempat tidur. Alih-alih memeluknya. Bahkan ia sama sekali tak boleh masuk ke ruang kerja lelaki itu.Â
Secangkir kopi yang dibawanya sekalipun, menjadi pengganggu feel yang mengalir sempurna.