Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cangkir Antik Nenek

30 November 2021   19:52 Diperbarui: 30 November 2021   20:27 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cangkir Antik Nenek|foto: katia-lexx.livejournal.com

Barulah aku sadar, selama ini aku lupa mendoakan nenek Ami. Padahal beliau sangat sayang padaku. Bahkan ia baru bisa ikhlas meninggalkan dunia fana ini, setelah melihat kedatanganku. Mirip dengan orang berpamitan, bukan?

Sebenarnya apa yang membuatku sampai lupa mendoakan nenek Ami? 

Apakah karena aku sibuk? Atau karena aku tak cukup lama mengenal nenek renta itu?

Seketika air mataku mengalir. Bagaimana mungkin aku menyayangi Zidane tanpa melihat asal-usulnya? Bagaimana juga aku menyenangi cangkir antik itu tanpa berterima kasih kepada pemiliknya?

Sejak saat itu, aku rutin mendoakan nenek buyut Zidane, serta menziarahi kuburnya sebisa mungkin.

Entah ada hubungannya atau tidak, sampai aku melahirkan dua anak, tak pernah ada kejadian ganjil tentang cangkir antik nenek Ami lagi.

SELESAI

Cerpen ini sebagai pengingat kita bersama, untuk setia mendoakan dan menziarahi keluarga yang sudah mendahului.

Kota Tepian, 30 November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun