Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gaun Biru yang Dicuri

22 Oktober 2021   05:41 Diperbarui: 22 Oktober 2021   05:43 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gaun Biru yang Dicuri|foto: Iqra Shaikh by Pinterest

Putri Ilena yang  berdarah Yunani, tumbuh sebagai gadis cerdas, berpikiran terbuka, dan berjiwa pemimpin. Bukan hanya Baginda Raja dan Ibunda Ratu yang bangga kepadanya. Seluruh rakyat Yunani juga sangat mengagumi kecantikan serta keberaniannya.

Tetapi tidak dengan Tea, putri raja dari ratunya yang lain. Gadis bermata elang ini sangat membenci Putri Ilena. Kedengkian di hatinya dari hari ke hari kian bertambah saja. Tapi ia berusaha tidak menunjukkan perasaannya kepada siapapun.

Sampai pada suatu hari, tersiar kabar bahwa Raja akan mengadakan perayaan ulang tahun Putri Ilena. Usia tujuh belas tahun, merupakan ambang memasuki kedewasaan. Untuk itu, diundanglah pangeran tampan yang dulunya adalah teman sepermainan Putri Ilena.

Seperti biasa, Putri Tea menjadi sangat gelisah dan iri hati. Di dalam kamar, ia berpikir sebuah rencana untuk menggagalkan pesta. Tetapi apa kira-kira?

*

Di suatu pagi, dari jendela kamarnya, Putri Tea mengamati saudara tirinya tengah bersiap dengan kuda kesayangannya. Didampingi dua pengawal kerajaan, gadis pemberani itu berangkat menuju tanah lapang berumput. 

Sebagai wanita Yunani sejati, ia pun ingin menjadi seorang ksatria seperti leluhurnya. Untuk itu, Putri Ilena harus pandai berkuda dan mahir berperang.

Putri Tea mendengus. Pikirannya sama sekali tak sejalan. Lebih baik ia mengambil kesempatan ini untuk menghalangi pertemuan Putri Ilena dan Pangeran Damian. 

Dilangkahkannya kaki, bergegas masuk kamar paling besar dan mewah. Mengapa gadis itu dilimpahi begitu banyak keberuntungan? 

Wajah cantik, orang-orang yang tulus, bahkan calon pendampingnya kelak. Sedangkan dirinya?

Lorong yang dilewatinya terasa begitu panjang. Putri Tea tak ingin rencananya gagal. Ia tak sanggup menyaksikankan kebahagiaan Putri Ilena sekali lagi. 

Mata Putri Tea semakin tajam saja. Ditatapnya gaun biru yang baru selesai dikerjakan penjahit istana. Terpajang anggun membungkus patung gaun di sisi kamar dekat jendela. 

Putri Ilena pasti akan sangat cantik memakai gaun ini nanti, pikirnya. Balgawn biru tua itu sangatlah menawan. Hari jadi Putri Ilena dipastikan bertambah istimewa.

Apakah sebaiknya aku minta dibuatkan gaun serupa? 

Ah, tidak perlu. Secantik apapun gaun yang membalut tubuhnya, Baginda Raja akan tetap lebih menyayangi Putri Ilena. Ia adalah putri pemberani calon pewaris tahta kerajaan. Suka mengulurkan tangan kepada rakyat. Mencintai mereka sepenuhnya.

*

Khaylila menutup buku yang belum habis dibacanya. Menyimpan perlahan ke dalam laci meja di sisi tempat tidur. Lalu kembali bersandar pada tumpukan bantal.

Rasa sakit di kepalanya, sudah mulai terasa berkurang. Begitu pula demam yang sempat membuat Bunda panik. Kulitnya tidak lagi terasa perih seperti tadi. Ia harus banyak istirahat, pesan Bunda setelah.memberinya obat.

Sebenarnya Khaylila mempunyai seorang adik perempuan bernama Arumi. Usia keduanya hanya terpaut tiga tahun. 

Ia bersyukur, Bunda banyak meluangkan waktu dan memberi pengertian tentang apapun. 

Memang, yang paling dihindari dan ditakuti adalah kecemburuan serta pertengkaran sesama saudara. Akan jadi apa keluarga ini nanti, bila terus menebar kebencian.

Khaylila memejamkan matanya. Membuka mimpinya seluas cakrawala. Semoga keindahan ini terus terjadi.

______________

Cerpen ini hanyalah fiktif.

Penulis menyukai fotografi bernuansa rustic dan klasik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun