Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sedihnya ketika Hutan Kaltim Tak Lepas dari Karhutla

4 September 2021   09:05 Diperbarui: 4 September 2021   22:53 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekalipun menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Samarinda termasuk daerah dengan curah hujan normal tinggi, bila dalam dua minggu berturut-turut tak turun hujan deras, pihak terkait merasa sangat khawatir.

Ilustrasi upaya memadamkan karhutla (foto: Kompas/Adrian Fajriansyah)
Ilustrasi upaya memadamkan karhutla (foto: Kompas/Adrian Fajriansyah)
Dari Kompas.com, dampak yang ditimbulkan dari adanya karhutla antara lain:
  • rusaknya ekosistem tumbuhan dan hewan, lebih-lebih satwa langka seperti orang utan
  • pohon-pohon menjadi mati dan tidak dapat menyimpan cadangan air hukan. Ini memicu longsor dan banjir
  • mencemari udara dalam skala luas dan menyebabkan penyakit pernafasan ISPA
  • pemanasan global yang berpengaruh pada perubahan iklim

Hutan, merupakan paru-paru dunia. Indonesia sendiri menyumbang 72 % produksi oksigen; dan 44 % di antaranya menjadi "tanggung jawab" Kaltim. 

Luas hutan Kaltim (2015) sekitar 8.339.151 hektar, meliputi 6  jenis hutan: 

  • hutan lindung
  • hutan suaka alam dan wisata
  • hutan produksi terbatas
  • hutan produksi tetap
  • hutan produksi yang dapat dikonversi
  • hutan pendidikan/penelitian

Fungsi lainnya, hutan untuk produksi kayu bulat maupun kayu olahan. Sektor ini dapat diandalkan dari kawasan hutan terluas yaitu kabupaten Kutai Timur seluas 2.097.921 ha.

Hal ini tidak lepas dari pembentukan hutan HPH, HTI, dan Program reboisasi maupun rehabilitasi lahan hutan.

Ilustrasi kayu meranti (foto: klatonjayamandiri.com)
Ilustrasi kayu meranti (foto: klatonjayamandiri.com)
Salah satu yang mendominasi dan terkenal sebagai kayu keras yang tahan lama, adalah jenis kayu meranti. Baik meranti merah (MM) dan meranti kuning (MK).

Nah, dari aspek ini saja, tidak mengherankan bila kemarau dan kebakaran hutan yang datangnya bersamaan, menjadi perhatian segenap aparat.

Ilustrasi hijaunya hutan di Kalimantan (foto via kompas.com)
Ilustrasi hijaunya hutan di Kalimantan (foto via kompas.com)
Masyarakat dapat membantu upaya guna meminimalisir munculnya spot/titik api antara lain dengan:
  1. Tidak membuka lahan pertanian dengan cara membakar 
  2. Tidak membuang puntung rokok pada rumput, semak kering di lokasi yang rawan terbakar
  3. Memastikan apakah api telah benar-benar padam setelah melakukan aktivitas pembakaran
  4. Melapor pada petugas saat menemukan tanda asap/adanya lahan terbakar
  5. Bergabung sebagai polhut yang saat ini jumlahnya masih sedikit

Kita wajib mencintai hutan sebagai bagian dari konservasi alam. Kelestarian ini untuk anak cucu kita juga, dan bumi secara global.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun