Di Kalimantan, area tambang tersebar di banyak tempat. Aktivitas tambang meninggalkan lubang bekas galian berukuran cukup besar membentuk danau.
Pohon halaban termasuk tanaman yang adaptif terhadap lingkungan yang marjinal dan merupakan tanaman pinoner yang dominan pada lahan-lahan yang mengalami gangguan cukup berat.Â
Pohon halaban dapat direkomendasikan untuk kegiatan revegetasi areal pasca tambang pada tahap awal.Â
Halaban juga termasuk tenaman yang memiliki daya tahan hidup meskipun terbakar api.
Tidak heran arang dari kayu halaban juga sangat digemari. Ia bersifat tahan api dan cocok digunakan sebagai tanaman sekat bakar untuk menghambat api meluas saat terjadi karhutla (kebakaran hutan dan lahan).
Keunikan lainnya juga terlihat dari bentuk bunga yang kecil-kecil, berwarna putih kebiruan yang berbunga sepanjang tahun. Setiap pagi bunga ini dihampiri oleh kumbang kayu.
Pohon halaban memiliki biji kecil-kecil seukuran kedelai. Buah muda berwarna hijau, sedangkan yang sudah tua berwarna hitam.Â
Sifat biji tanaman ini, tidak dapat berkecambah di bawah naungan. Dengan kata lain membutuhkan cahaya untuk berkecambah.
Biji pohon halaban biasanya dimakan oleh burung yang datang, tapi bila jatuh menimpa pakaian yang dijemur akan meninggalkan noda hitam dan tidak hilang meski dicuci dengan sabun.
Meski sebelumnya kami tak cukup paham tentang pohon ini, kami juga tak berniat menebang atau menghilangkannya.
Pohon adalah sumber kesejukan udara saat bangun tidur dan saat cuaca panas. Apalagi di bawahnya ada galian sumur dengan mata air yang jernih untuk kami gunakan sehari-hari.