Yup, resep ini memang sederhana. Tentang dadar telur. Tapi, saya rekomendasikan sebagai variasi di meja makan Sahabat. Mengapa?
Mbak Ari Budiyanti yang kita kenal sebagai srikandi puisi di Kompasiana, serta hobi menanam bunga dan sayuran, ternyata cukup inspiratif dengan membagikan resep ini dalam tulisan berkebunnya.
Resep di dalam artikelÂ
Suatu hari, sekitar enam bulan yang lalu, di salah satu postingan akun media sosial milik Mbak Ari, saya bertanya tentang bunga cantik berwarna putih. Bentuknya menyerupai bintang.
Ternyata namanya leunca, yang di kampung saya disebut terong pipit. Mbak Ari lalu membagikan link artikelnya Mari Berkebun Sayuran.Â
Dari sana, saya melihat jelas deskripsi si leunca yang termasuk jenis sayur atau lalapan. Tak urung saya menemukan resep ini di dalamnya.
Tapi bila Sahabat pernah membaca artikel Mbak Ari, Kombinasi Sayuran sebagai Variasi Isi Telur Dadar, juga akan menemukan resep ini di dalamnya.Â
Ingin mencoba resep
Akhir-akhir ini, saya sedang dilanda rasa malas makan. Padahal sakit maag yang dulunya sempat dirasakan parah, sudah tidak menunjukkan gejalanya setelah berpuasa ramadhan beberapa waktu lalu.
Lha, kok sekarang mulai lagi tak teratur maemnya?
Ini mungkin yang disebut gangguan makan. Sebuah kondisi yang dipengaruhi pola pikir terhadap makanan, atau kebosanan terhadap menu yang ada.
Saya merasakan perputaran menu keluarga seakan mirip laps arena lomba lari. Maksud saya, dalam sebulan pasti bertemu menu yang sudah sering mampir di lidah. Sebab cara saya masak menyesuaikan menu yang disukai ketiga anak kami. Wah!
Pagi ini, setelah sempat mencobanya seminggu yang lalu, saya memutuskan untuk membuat yang kedua kali.Â
Ludes tak bersisa
Bisa dibilang saya tak terlalu suka makan telur ayam. Kalaupun ada pilihan untuk membuat dadar telur, saya mesti menambahkan irisan bawang dan cabe yang banyak ditambah daun bawang ataupun seledri.
Untuk membedakan cara masak yang biasanya, suatu hari menjelang makan malam, saya mencoba menambahkan daun bayam ke dalamnya.Â
Daun bayam yang jumlahnya tidak terlalu banyak, kira-kira segenggam saja, saya tumis bersama satu sendok sambal yang ada di meja. Kebetulan setiap hari saya membuat sambal tomat untuk teman makan.
Saya cukup menambahkan sedikit garam dan bumbu penyedap. Hasilnya telur dadar isi bayam, ludes tak bersisa. Ya iyalah, saya buatnya hanya sedikit. Satu butir telur saja untuk mencoba. Hihih...
Mencoba yang kedua kali
Nah, tadi pagi saya sengaja mencoba membuat lagi. Saya bertekad ingin melawan rasa malas makan, meski dengan lauk-pauk ala kadarnya. Sakit maag yang menguarkan rasa panas sampai tenggorokan, rasanya sungguh tak menyenangkan.
Mulailah saya menyiapkan segala sesuatunya di dapur.
Bahan dan bumbu:
- 2 butir telur ayam
- satu genggam daun bayam yang sudah dicuci bersih
- 5 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 5 cabe kecil
- 2 cabe merah keriting
- garam dan bumbu penyedap secukupnya
- minyak goreng untuk menumis
Cara membuat:
- Tumis semua bumbu sampai wangi
- Masukkan daun bayam, aduk sampai setengah matang
- Tuangkan dua butir telur yang sudah dikocok lepas, di atas tumisan
- Setelah beberapa saat, balik telur dengan hati-hati, untuk mematangkan sisi atasnya
- Setelah matang, angkat
- Tambahkan saos tomat atau saos sambal bila suka
Sederhana, bukan?Â
Kelebihan telur dadar isian sayur bayam
Meski begitu, saya merekomendasikannya untuk variasi di meja makan Sahabat.
Sebab ia merupakan lauk sekaligus sayur yang praktis cara masaknya. Tidak membutuhkan waktu lama bagi yang sibuk. Suer.
Bayam mempunyai banyak vitamin, mineral dan serat untuk melancarkan kerja pencernaan. Sering mengkonsumsi sayuran hijau, menjauhkan dari alat dan obat pencahar. Jatuhnya lebih sehat, pasti.
Anak-anak yang suka sekali makan telur, bisa belajar mengenal sayuran, dalam kesempatan ini. Daun bayam, tambahkan setengah genggam saja. Dipotong-potong kecil agar mudah ditelan. Tidak perlu ditumis lebih dulu, karena lebih mudah matang. Boleh juga ditambahkan irisan daging ayam maupun sosis siap pakai.
Masih ada satu lagi, menu sederhana ini cocok untuk piknik maupun bekal sekolah anak. Tentunya, belum saat ini yaa. Suatu saat nanti jika pandemi telah berakhir dan aktivitas kembali berjalan normal.
Atau, Sahabat Pembaca sudah pernah masak menu ini, sebelumnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H