Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seorang Lelaki yang Mengeluh tentang Anaknya

3 Juli 2021   19:37 Diperbarui: 3 Juli 2021   19:54 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku harus hadir di saat-saat sulit ibuku sendiri, dengan segala empati cinta dan kasih sayang.

Ibu pernah memperjuangkan keberadaanku di dunia. Ibu bersusah payah bekerja di pabrik untuk membesarkan dan menyekolahkanku. Sedikit pun aku belum bisa membalasnya.

Memang sedih mengenang itu semua. 

Dengan rela aku pulang dari rantau untuk menemui ibu. Dengan setia pula aku berada di sisinya. Sekedar menguatkan hatinya, atau mengabulkan permintaan-permintaan kecil saja.

"Dari rumah, kamu naik sepeda motor ke rumah orang tuamu, melewati jalan penuh tikungan dan tanjakan, padahal kamu seorang perempuan," kata Pak Hardi membuyarkan kenanganku.

Kulihat ketegaran di wajahnya mulai goyah. Raut wajahnya tampak begitu sedih, seakan menahan air mata sekian lama.

"Anak saya yang tua, sudah punya anak dan suami, tinggal bersebelahan dengan kami, tak sekali pun menengok sewaktu bapaknya ini sakit..." katanya dwngan suara serak.

Selintas kulihat ia menyeka sudut matanya yang mulai basah. Hidungnya yang menyerupai paruh betet, tampak merah menahan hati yang teriris. Ah, separah itu.

"Padahal berpuluh tahun saya kerja untuk menyekolahkan dia dan adik-adiknya, supaya mereka jadi orang pintar..."

Deg! Aku terdiam. 

Aku tahu betul bagaimana jerih payah suamiku mencari nafkah. Panas dan hujan menderanya demi mengumpulkan rezeki. Demi sebuah kewajiban seorang ayah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun