Apakah anak akan memperlakukan orang tua yang membuang, menyakiti atau bersikap negatif lainnya; dengan penuh kasih sayang, atau justru dia akan balas dendam?
Sering kita mendengar seorang anak memberikan sikap penolakan, setelah puluhan tahun ditinggalkan orang tua kandungnya. Alasan kondisi saat itu dan lain-lain, tak membuat hatinya tersentuh dan luluh.Â
Bahkan anak yang dirawat dengan baik, diberikan pendidikan dengan segala fasilitasnya, ketika dewasa justru berani melaporkan orang tuanya karena masalah utang dan sebagainya. Ia tak segan jika orang tuanya harus meringkuk di penjara.
Alangkah baiknya, orang tua bersikap mawas diri. Merawat, membimbing, mendoakan dan menghindari kekerasan terhadap anak.Â
Bahwa orang tua juga manusia, itu benar. Dan tidak mungkin kita dapat menjadi orang tua yang sempurna tanpa cela. Namun kita dapat belajar lebih banyak untuk mendekati hasil terbaik.
Dari pengalaman saya dan beberapa orang di sekitar, saya menyimpulkan hal-hal berikut mempengaruhi ketahanan seorang ibu saat menghadapi balitanya:
1. Kurang mendapat perhatian dari pasangan. Istri tidak dapat bermanja karena suami kurang pandai membagi waktu
2. Merasa stres dengan banyaknya pekerjaan sehari-hari. Terutama bagi mereka yang tidak mempunyai asisten rumah tangga, ditambah kurangnya melakukan me time.
Ibu, lakukanlah hal-hal yang dapat menyenangkan hatimu. Mandi berendam air hangat, mendengarkan musik sebelum tidur, menonton film favorit saat anak sudah tidur, dan sebagainya.
3. Susah berpikir positip.Â
Saran saya, berpikirlah tentang yang baik-baik. Ringankan perasaan untuk menerima fakta tidak mengenakkan sekalipun. Merasa bahagia dengan segala karunia, dapat pula menjernihkan pikiran.