2. Pahami ritme psikologis anak juga naik-turun, tidak stag. Ada kalanya dia pintar, sakit-sakitan, rewel, manja, sok tahu, dan lain-lain.
Mood, lebih membicarakan suasana hati. Sedih, senang, bahagia. Namun yang saya maksud adalah perubahan mental anak dari bulan ke bulan tidaklah sama.
Bagaimana remaja putri yang sedang mendapat tamu bulanan, tentu kejiwaannya tidak sebijak ketika ia sedang netral.Â
3. Pahami anak adalah amanah/titipan.Â
Jika diperlakukan dengan baik, kita akan mendapat balasan pahala dari Allah swt, dan sebaliknya.
Kesadaran ini akan menjadi "rem darurat" bila sewaktu-waktu kita sebagai orang tua sedang tidak fit, banyak masalah dan lain-lain, namun balita kita juga bersikap luar biasa.
Anak sebagai amanah, artinya orang tua harus menjaga sebaik-baiknya. Agar ketika amanah itu dipertanyakan, kita tidak terjebak zonk.
4. Pahami anak sekaligus menjadi ujian. Yang namanya ujian, pasti membutuhkan kerja keras agar kita lulus dengan nilai memuaskan. Melakoninya pun pasti tidak semudah membalik telapak tangan.
Di saat perekonomian keluarga sedang mengalami krisis, misalnya, anak lelaki kita yang masih remaja, terlibat kecelakaan di jalan. Kendaraannya menabrak kios kecil yang tentu harus mendapatkan ganti rugi.
Itulah mengapa orang tua perlu menjadi bijak seiring pertambahan usianya. Tantangan di waktu-waktu mendatang tentu semakin besar. Bertambah tinggi pohon, bertambah kencang pula angin meniupnya.
5. Ingatlah kelak kita tua dan rentaÂ