Bersikap negatip seperti menunjukkan rasa kecewa dan mengadili, hanya akan menambah rasa putus asa bagi si korban. Padahal, matahari masih akan bersinar, dan hidup masih akan terus berlangsung.
2. Berikan kalimat dukungan
Maksudnya, kita bertindak sebagai sahabat yang memberikan empati murni. Hindari pernyataan yang memojokkan korban seperti: kok kamu tidak melawan?
Ini terkesan menyalahkan, bukan? Padahal, bila kondisi memungkinkan, ia pasti melakukan perlawanan sekuat tenaga. Ia akan membela kehormatan dirinya mati-matian!
3. Menunjukkan rasa percaya padanya
Setelah kejadian yang sangat tidak diharapkan korban, percayalah, ia sangat membutuhkan rasa percaya orang-orang di sekitarnya.Â
Bagaimana ia akan meraih hari-hari ke depan, bila ia merasa dianggap membual, halu dan bahkan aib bagi komunitas.
Mari memperlakukan korban pelecehan seksual dengan mengibarat ia adalah bagian dari keluarga kita.Â
Nasib seperti ini, adalah mimpi buruk yang paling disesali. Sangat tidak adil, bila kita melakukan victim blaming, bukan?
Seorang anak kecil yang dipeluk oleh topeng monyet, jika setelah kejadian, diperlakukan dengan penuh kasih sayang, mampu melupakan kejadian menakutkan dengan lebih cepat. Ia sadar kehadirannya "berarti" bagi ayah dan ibunya. Tangisnya pun, cepat mereda tanpa sesunggukan.
Pengalaman seorang teman