Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelecehan Seksual, Penyakit Mental yang Harus Disembuhkan

14 Juni 2021   20:54 Diperbarui: 14 Juni 2021   23:00 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelecehan seksual tidak terbukti didominasi korban berpakaian minim (via kompas.com)

Bersikap negatip seperti menunjukkan rasa kecewa dan mengadili, hanya akan menambah rasa putus asa bagi si korban. Padahal, matahari masih akan bersinar, dan hidup masih akan terus berlangsung.

2. Berikan kalimat dukungan

Maksudnya, kita bertindak sebagai sahabat yang memberikan empati murni. Hindari pernyataan yang memojokkan korban seperti: kok kamu tidak melawan?

Ini terkesan menyalahkan, bukan? Padahal, bila kondisi memungkinkan, ia pasti melakukan perlawanan sekuat tenaga. Ia akan membela kehormatan dirinya mati-matian!

3. Menunjukkan rasa percaya padanya

Setelah kejadian yang sangat tidak diharapkan korban, percayalah, ia sangat membutuhkan rasa percaya orang-orang di sekitarnya. 

Bagaimana ia akan meraih hari-hari ke depan, bila ia merasa dianggap membual, halu dan bahkan aib bagi komunitas.

Mari memperlakukan korban pelecehan seksual dengan mengibarat ia adalah bagian dari keluarga kita. 

Nasib seperti ini, adalah mimpi buruk yang paling disesali. Sangat tidak adil, bila kita melakukan victim blaming, bukan?

Topeng monyet (disk.mediaindonesia.com)
Topeng monyet (disk.mediaindonesia.com)
Seorang anak kecil yang dipeluk oleh topeng monyet, jika setelah kejadian, diperlakukan dengan penuh kasih sayang, mampu melupakan kejadian menakutkan dengan lebih cepat. Ia sadar kehadirannya "berarti" bagi ayah dan ibunya. Tangisnya pun, cepat mereda tanpa sesunggukan.

Pengalaman seorang teman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun