Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pemilik Butik Demikian Toksik, Saya Sangat Terusik!

24 Mei 2021   09:48 Diperbarui: 24 Mei 2021   10:30 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi butik: i.pinimg.com

Suatu hari, Pak Jay mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja, lalu pamit keluar. Karyawan lama lalu memanggil kami (saya dan seorang rekan) untuk mendekati meja kasir. Kebetulan pengunjung sedang kosong.

Kami pun memperhatikan isi catatan penjualan sepanjang hari ini. Ternyata, beberapa item dengan harga Rp 425.000 justru tidak tertulis di sana! 

Kami terkejut. Bukankah kami bekerja keras untuk menjadikannya terjual? Entah di bulan-bulan sebelumnya. Sebab karyawan yang bertugas di posisi kasir, tak merasakan daftar catatan yang "dipangkas".

Keesokan harinya, kami berempat mulai memperhatikan gelagat sang Bos saat  berada di butik. Bahkan karyawan lama mulai berbisik-bisik tentang masalah ini kepada karyawan sang istri. 

Kalau begini caranya, target penjualan yang ditetapkan dalam rapat kerja menjelang bulan ramadhan, akan sulit dicapai karyawan. Padahal, momen seperti ini merupakan sebuah kesempatan. 

Rp 500.000 untuk karyawan butik sang istri, dan Rp 700.000 untuk karyawan Pak Jay, akan menjadi bonus di luar bonus reguler. Lumayan bisa menambah dana THR yang biasanya hanya Rp 100.000.

Sebenarnya, bekerja di butik ini adalah pengalaman pertama saya bekerja, sejak memutuskan menikah. Sebelumnya, saya hanya berada di rumah mengurus suami dan anak-anak.

Pernah bekerja, tetapi semasa gadis, dengan bidang yang sama: penjualan. Tepatnya saat berada di perantauan dan bergabung di sebuah swalayan yang maju pesat. Saya dipercaya menangani pemesanan barang dan stok gudang.

Bekerja di butik ternama di kota saya sendiri, saya justru mendapat kesan "gila!" 

Jika mau dipikir-pikir, mengapa sang Bos justru tampak gugup saat mengantongi uang dari butiknya sendiri. Sepertinya apa yang dilakukan, di luar pengetahuan sang istri yang konon sebagai pemilik modal. 

Ternyata selain cantik dan anggun, sang istri ini anak seorang kaya raya di Samarinda. Kalau ditimbang-timbang, Pak Jay sangatlah beruntung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun