Diakui Bayah, selain rajin mencari nafkah serta banyak membantu pekerjaan rumah, suaminya juga rajin membeli benda-benda sederhana untuk dirinya. Dompet, misalnya. Juga pandai menyenangkan hati istri. Salah satunya membuat mi ayam untuk mereka nikmati bersama di tengah malam sambil nonton tv.
Jadi Bayah bisa bilang: dijodohkan, siapa takut!
Sekalipun tidak semua kisah rumah tangga yang diawali dari perjodohan orang tua, berjalan sukses adanya.Â
Perjodohan ala Siti Nurbaya yang diilustrasikan dalam sebuah karya novel, berbeda dengan perjodohan karena orang tua memilih berdasarkan naluri dan pengalaman. Calon yang ditunjuk tentu dinilai bertanggung jawab dan setia untuk anak gadisnya.
Sementara, Siti Nurbaya dalam hal ini terpaksa menjadi "alat" untuk melunaskan hutang sang ayah kepada rentenir Datuk Maringgih. Jelas-jelas ia adalah kakek tua yang berkutat dengan riba. Kasihan memang.
Ada beberapa faktor mendasar, yang bisa membawa pernikahan langgeng dan samawa. Meskipun pernikahan dilakukan berdasarkan cinta dua orang muda yang mabuk kasmaran.
1. Komunikasi intens dan lancar
Satu atap, tetapi sedikit berkomunikasi, jatuhnya percuma. Sebaliknya, meski LDR (long distance relationship) tetapi intens berkomunikasi, akan lebih dapat menjaga hubungan dan mencegah salah paham. Jadi, lakukan komunikasi sehangat mungkin dengan pasangan, dengan menjaga rambu-rambu berumah tanggaÂ
2. Pahami kehidupan pasangan
Menikah diibaratkan membawa satu perahu ke titik tujuan yang sama. Akan menjadi mungkin, bila dua nahkoda saling bekerja sama dan menyatukan pandangan.
Tidak mungkin rumah tangga akan berlangsung adem ayem, bila kita menutup mata pada keinginan dan kekurangan pasangan. Kita harus memahami, menyelami serta berempati di dalamnya.