Lazimnya, seorang ibu mengutamakan kebahagiaan anak-anaknya. Mereka tak meminta hidup yang mewah. Mereka hanya ingin melihat anak dan cucunya cukup makan dan hidup dengan tenang.
Apalagi, dulu ibunda membesarkan Asih seorang diri. Pekerjaan sebagai buruh cuci telah berhasil juga membiayai sampai Asih menamatkan sekolah aliyah (setingkat SMU). Sementara ayahnya menikah dengan wanita lain sejak Asih masih kecil.
Mungkinkah Asih merindukan kasih sayang sang ayah. Sampai-sampai ia begitu rela menuruti kata-kata Deni, sang suami. Kini ia kurus kering dan hutang bertumpuk melilit leher.
Sudut mata ini kembali menitikkan keharuan. Di hari kemenangan, seorang ibu harus pergi membawa beribu-ribu kesedihan.
Betapa besar tanggung jawab seorang anak yang telah menikah. Ia dan pasangannya harus menciptakan hal-hal seperti berikut:
1. sebuah rumah tangga yang mandiri
2. mencukupi kebutuhan anak-anak di masa sekarang dan masa depan
3. memperhatikan dan menyantuni orang tua
4. memperhatikan kesehatan orang tua
5 . menjaga kebahagiaan hati orang tua, jangan memberikan tekanan batin
Semoga Allah swt mengganti kesedihan ibunda Asih dengan kebahagiaan, di sana. Semoga kisah ini menjadi pengingat diri, aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H