lingkungan jalan setapak yang setiap hari dilewati. Pandangan mata serta pikiran, lebih berfokus pada lekuk jalan yang berbatu dan sempit. Berupaya menghindari motor yang dikendarai oleng dan jatuh.
Semula, saya tidak begitu memperhatikanTapi di suatu hari, saat saya sudah lebih rileks mengendalikan jalannya roda dua, saya dapat menikmati jalan yang sama yang ternyata ditumbuhi beberapa tumbuhan liar berbunga. Mereka muncul di beberapa titik di antara rimbunan semak dan rumput lainnya.
Mari saya kisahkan sedikit, siapa saja mereka ini:
1. Rumput bandotan/Chromolaena Odorata
Rumput liar dengan bau menyengat ini mengandung flavonoid, tannin dan glikosida. Khasiatnya adalah untuk mengobati sakit maag, diabetes, asam urat, kista, serta untuk menurunkan berat badan.
2. Rumput Israel/Asystasia gangetica
Rumput Israel adalah tanaman hias semi liar dari genus Asystasia. Tumbuhan ini berasal dari Afrika. Secara tradisional sudah digunakan untuk mengobati asma, reumatik, batuk kering, dan gangguan pencernaan.
3. Sintrong/Crassocephalum crepidioides
Sintrong sudah tidak asing bagi masyarakat Sunda dan Jawa pada umumnya. Kerap dijadikan sayuran yang berkhasiat.Â
Sintrong, yang bunganya sering dijadikan mainan oleh anak-anak, mengandung minyak atsiri, saponin, flavonoid, dan polifenol.Â
Beberapa manfaatnya antara lain untuk menghaluskan kulit, melancarkan pencernaan, mencegah obesitas, mencegah kolesterol serta meningkatkan imun tubuh.
4. Karamunting/Rhodomyrtus tomentosa
Bunga Karamunting atau Harendong Sabrang (sebutan di Jawa Barat) mengandung flavonoid dan anti radikal bebas.
Tidak heran, tumbuhan liar ini mengandung anti kanker, mencegah penyakit jantung, steoke, diare, asma, anti racun ular, serta dapat melindungi otak dari radikal bebas dan ion metalik.
5. Tombol Brasil/Lark Daisy/Â CentratherumÂ
Centratherum Anthelminticum adalah genus tanaman berbunga dalam keluarga daisy yang digunakan untuk perawatan stres oksidatif, bisul dan penyakit kulit lainnya, leucoderma, demam, infeksi mikroba, filariasis dan kondisi lainnya.
Tapi, ada satu jenis lagi yang belakangan menggelitik hati ingin membawanya pulang. Menjadikannya tanaman penghias halaman layaknya mawar yang sudah umum. Tumbuhan ini bernama Seleguri atau Sidaguri.Â
Baiklah saya berikan nomor urut dulu, untuk membahasnya ya.
6. Seleguri/sidaguri
Seleguri atau sidaguri adalah tanaman perdu dengan bunga berwarna kuning dan akarnya bisa dijadikan obat. Sidaguri menyebar ke Assam, India dan bahkan menyebar ke Eropa sebagai obat untuk rematik (Wikipedia).
Ada faktor emosional untuk memiliki Sidaguri ini. Ia adalah tumbuhan yang sama, yang sering saya jumpai saat saya masih kanak-kanak. Entah karena terkesan atau karena kangen, timbul keinginan yang semakin kuat untuk memilikinya.
Akhirnya, usaha pertama yang saya lakukan adalah mencabut tumbuhan sampai ke akarnya dan menanamnya seperti biasa. Malang, Sidaguri ini mati kekeringan.
Di hari yang lain, saya berinisiatif mengambil bibitnya saja dan menanamnya dari nol. Kebetulan dalam satu pohon, bibit Sidaguri sangat melimpah.
Sidaguri yang bunganya telah mekar, akan berubah kering di hari berikutnya. Tapi hati-hati, ternyata bibit ini tajam dan menusuk.
Kemudian saya menyemai bibit Sidaguri di dalam pot tanaman Seledri, dengan niat memindahkannya bila kelak sudah tumbuh.
Sekitar tiga minggu kemudian, barulah saya memeriksa apakah bibit berhasil tumbuh?Â
Bayi Sidaguri ternyata tampak lucu dengan daunnya yang lebar. Saya merasa senang dan segera memindahkan ke polybag (kantong plastik pertanian) khusus.
Sidaguri merupakan rumput liar yang dapat dijadikan alat ukur untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah. Ada kalanya ia tumbuh kurus dan daunnya kecil-kecil. Sementara di tempat lain yang banyak mengandung humus, Sidaguri tumbuh subur dan daunnya lebih lebar.
Kuncup bunga Sidaguri, seperti juga beberapa jenis tanaman lain, akan mekar seiring matahari pagi meninggi.Â
Di saat matahari malu-malu, seperti saat saya mengambil gambar, saya hanya bisa menemukan kuncupnya di sana-sini.Â
Tapi kemudian, saya mengusahakan lagi. Saya mengambil gambar saat matahari sudah bersinar hangat. Bunga-bunga Sidaguri pun sudah mekar menawan.
Manfaat Sidaguri
Tidak banyak yang tahu, bahwa Sidaguri bermanfaat sebagai obat. Saya sendiri, awalnya berniat menanam tumbuhan ini karena kecantikan bunganya saat ramai bermekaran.Â
Ternyata Sidaguri mempunyai khasiat obat. Saya pun berniat membagikannya kepada Sahabat Pembaca.
Menurut saya, tumbuhan ini unik. Setiap jaringan/bagiannya mempunyai zat kimia berbeda-beda.
Akar Sidaguri mengandung alkaloid, steroid dan efedrin.Â
Daun Sidaguri mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino dan minyak atsiri.
Sementara batang Sidaguri mengandung kalsium oksalat dan tanin.
Sidaguri memiliki sifat khas manis dan mendinginkan. Kandungan utama tanaman adalah tanin, flavonoid, saponin, alkaloid dan glikosida, kalsium oksalat, fenol, steroid, efedrine dan asam amino.
Tanin adalah suatu senyawa polifenol yang diambil dari tumbuhan. Senyawa ini berperan melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama karena rasanya yang pahit dan kelat.Â
Tanin dapat bereaksi dengan menggumpalkan protein, atau senyawa organik lain seperti asam amino dan alkaloid. Sebab itulah Sidaguri sangat bermanfaat sebagai:
1. obat cacing
2. obat gigitan serangga
3. obat sakit malaria
4. obat batuk
4. obat diare
5. obat sesak nafas
6. obat asam urat
Cara penggunaan Sidaguri sebagai obat cacing, malaria, batuk dan asam urat cukup mudah:
- rebus beberapa lembar daun Sidaguri
- saring airnya dan tunggu sampai dingin
- minum secara teratur 1-3 kali sehari
Namun, bila Sahabat Kompasianer sulit menemukan tumbuhan Sidaguri, atau menginginkan cara yang praktis, ekstrak Sidaguri sudah tersedia dalam bentuk kapsul dengan kategori jamu/obat.
Sahabat Kompasianer, demikianlah Sidaguri yang tumbuh liar di sela semak rerumputan, telah menarik hati saya. Bahkan istimewanya lagi, ia mempunyai manfaat sebagai obat.
Semoga bermanfaat ya. Salam sehat, Ayra Amirah.
Referensi: klik, buka, disini, disini, disini, disini, disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H