Di masa pandemi, panitia masjid tetap menyelenggarakan ibadah sholat Jumat seperti biasa. Disiarkan secara langsung melalui radio-radio di Samarinda seperti biasa. Yang membedakan adalah panitia meniadakan salam-salaman sesudah ibadah sholat Jumat.
Pada moment sholat idul fitri dan idul adha, jamaah wanita menaiki tangga dan sholat di lantai dua dan tiga. Sementara di lantai satu khusus untuk jamaah laki-laki.
Suasana di dalam masjid sangat nyaman. Memiliki lantai mezamin dan ruang yang lega, tanpa tiang-tiang penyangga.
Di dekat pintu masuk, sebelum menaiki tangga, pengunjung dan jamaah dapat melihat maket masjid.
Kalau diperhatikan, masjid yang sekarang luasnya mencapai 15 ribu m persegi, letaknya bersebelahan blok dengan pusat niaga.Â
Di sisi kiri dan kanan masjid, adalah ruang tambahan. Kapasitas keseluruhan berjumlah 14 ribu jamaah.
Sejak remaja, saya melakukan sholat idul fitri di masjid Raya Darussalam bersama warga Samarinda. Karena pada waktu itu, pertumbuhan masjid belum seperti sekarang.
Suasana begitu syahdu. Jalan-jalan dipenuhi umat Islam yang berbondong-bondong sejak sebelum waktu subuh. Diiringi gema tahlil, tahmid dan takbir berkumandang.Â
Pada saat sekarang jamaah dari berbagai penjuru tidak lagi berjalan kaki. Masing-masing menggunakan kendaraan pribadi. Macet pun tak dapat dihindari.
Halaman parkir pun luas. Parkir untuk kendaraan roda dua, ditempatkan di halaman depan masjid, tempat saya berfoto.