Karena menu yang saya sajikan mengikut selera anak-anak, maka tumis Sawi diberikan penarik seperti udang dan telur. Sedangkan bawang putih sengaja saya iris dan jumlahnya diperbanyak, karena bawang putih bermanfaat untuk kesehatan.
Sejak kecil saya menyukai nenas. Bahkan sebelum bapak menanam nenas Bogor di kebun singkongnya.
Saat hamil dan menyusui, saya lebih rajin lagi mengkonsumsi nenas untuk mendapatkan kandungan Kalsium dan zink nya.Â
Anak-anak jadi terbiasa pula memakannya, karena sampai sekarang saya masih rajin menyediakan di rumah. Cukup dengan garam cabe, atau dibuatkan bumbu gula merah kalau ada. Rasanya segar untuk berbuka puasa. Tapi jangan dalam jumlah banyak saat ramadhan, karena bisa membuat perut terasa dingin menjelang malam.
Di Samarinda, salak Pondoh dijual seharga Rp 20.000/kg. Saya memilih salak kampung di warung sayur langganan. Salak yang dijual rasanya manis dan teksturnya renyah. Murah hanya Rp 6.000/kg. Lumayan untuk kualitas yang sama, selisih harga bisa digunakan untuk keperluan lain.
Menu seperti ini, kami buat saat suami libur kerja. Sebab suami lah yang terampil membakar daging ayam atau ikan.Â
Tambahkan sambal tomat plus terasi (ini tugas saya), dilalap dengan kemangi, wuih sedaap. Terlebih menikmati sajian berbuka ini bersama seluruh anggota keluarga. Alhamdulillah...
Karena saya penyuka makanan pedas, saya juga mengusahakan membuat pepes ikan di hari lainnya. Â Meski banyak tersedia di pasar ramadhan (Rp 20.000 sebungkus isi satu ekor ikan), saya lebih suka masak sendiri karena lebih murah dan pedasnya bisa dimaksimalkan. Hehe...Â