Bapak semakin kurus saja. Meski sahabat dan para tetangga setiap saat datang mengunjungi, jelas tak ada yang merawat bapak seperti ibu.
Tapi saya tau bapak tak lagi datang ke makam ibu. Makam itu selalu ditaburi daun-daun kersen yang rindang di atasnya.Â
Dulu, saat ibu baru saja dikubur, bapak datang meski jam sebelas malam. Kata bapak, kasihan ibu sendirian. Ibu pasti ingin dikunjungi dan ditemani. Karena dulu ibu selalu takut dengan suasana pekuburan. Maka setiap hari pula bapak datang dan duduk berlama-lama di sana. Sambil urat di keningnya menonjol keluar seperti akar, dan matanya basah.
Semoga hari-hari cepat berlalu, dan matahari tersenyum cerah. Semoga luka itu lekas sembuh, tanpa perlu merobek sepotong hati.
Istri adalah teman perjalanan yang paling setia dan tabah. Jika beliau harus mendahului, sesungguhnya Allah lebih mencintainya.
___________________
Mengenang Ibu dan ibu mertua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H