Aku ingat kalimat sakti yang pernah suami berikan. Sejak keuangan jatuh semua ke dompet istri, maka itulah kasih sayang sekaligus tanggung jawab dirinya. Apa saja yang kuinginkan, bisa dibeli dengan uang tersebut.Â
Berbeda sewaktu kami belum menikah. Cinta jarak jauh atau LDR. Sesekali ia membelikan pulsa untuk ganti biaya sms. Sementara untuk menelpon, biaya dari dia kekasih hati.
Tak terasa aku senyum-senyum sendiri. Kisah masa lalu memang sedap untuk dikenang. Apalagi kisah tentang pujaan hati yang sekarang sedang ditunggu pulang dari bekerja.
 Tak sadar hari sudah beranjak malam. Si kecil yang sempat rewel karena bosan dengan suasana hujan, kini sudah tertidur. Kutatap wajahnya yang lucu. Begitu mirip dengan Abahnya.Â
"Assalamu alaikum..." sebuah suara yang sangat familiar. Aku langsung membuka pintu dan menyambut dengan senyum.
"Wa alaikum salam..." jawabku sambil menerima kantong oleh-oleh. Maklum Abah gajian.
"Ngga kena banjir, Bah?" aku penasaran. Kasian juga sudah kena gerimis, kena banjir pula.
"Engga terlalu. Nunggu hujan reda, baru pulang..." jawab Abah sambil membuka helm dan jaketnya.
Aku menyiapkan kopi untuk Abah dan teh untuk anak-anak. Tapi rupanya tak ada yang minat. Its okey. Kami pun duduk bersama, tanpa si kecil. Hari ini Abah beli kue banyak sekali. Lebih dari biasanya. Si kecil pasti senang saat terbangun besok pagi.
Tunggu, apakah ini cokelat? Kulihat Abah tersenyum penuh kemenangan. Oh, rupanya ingin menyenangkan hatiku.Â
"Abah tahu, besok hari Valentine? aku setengah tak percaya. Tapi yang ditanya semakin lebar senyumnya.