Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibu, Andai Waktu Bisa Diminta, Aku Ingin Engkau Masih bersama Kami

24 Desember 2020   09:52 Diperbarui: 24 Desember 2020   10:04 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi jika saya diberi kesempatan satu hari untuk menghabiskan waktu bersama ibu, saya ingin DATANG KE RUMAH IBU bersama suami dan anak-anak. Saya ingin merasakan sapaan dan sambutan hangat ibu. Menikmati ayam bumbu rujak yang kuat rempah, khas masakan ibu.

Namun saya harus pula menerima kepergian ibu. Maka yang akan saya lakukan di kesempatan satu hari tersebut adalah membaca surah Yasin di makam ibu bersama suami, anak, bapak, dan adik laki-laki saya. 

Berziarah dan membersihkan pusara ibu, kami sering, biasa dan rutin melakukannya. 

Tetapi dalam kesempatan itu, saya juga ingin membaca SEBUAH SURAT tanda cinta dan hormat saya kepada almarhumah, tepat di depan suami, anak, bapak dan adik laki-laki saya.

Surat itu berbunyi:

Assalamu alaikum wahai ibu tercinta. Hari ini kami: anak-anak engkau, cucu-cucu yang ibu banggakan, menantu, dan tentu saja Bapak, datang dan berkumpul bersama di depan pusara ibu. Kami baru saja membaca surah YASIN yang pahalanya kami tujukan untuk ibu di alam sana, semoga Allah swt menerimanya, dan menerangi kubur ibu.

Wahai ibu, hari ini tanggal 22 Desember, merupakan pengingat jasa-jasa kehadiran engkau dalam hidup kami. Sebagai ibu yang mulia untuk kami, sebagai nenek yang tercinya, sebagai mertua yang penyayang, dan tentu saja sebagai istri teladan untuk Bapak.

Hampir dua tahun engkau mendahului dan meninggalkan kami, menitipkan banyak kenangan indah dan istimewa, untuk menghadap Illahi robbi yang mahasuci.

Wahai ibu yang penuh cinta, adalah bohong jika kami tak tetluka sepeninggal ibu selembut engkau. Adalah dusta bila kami tak merindukan segala perhatian dan kehangatan engkau semasa hidup.

Tetapi Allah lebih cinta, dan mengetahui hal terbaik untuk kita. Kami harus ikhlas, kami harus rela.

Ibu izinkan kami menitipkan salam paling hormat, dan penghargaan setinggi-tingginya, untuk setiap kebaikan dan perjuangan yang sudah engkau lakukan di dunia. Semoga Allah swt menerima semua amal dan ibadah ibu. Semoga Allah yang mahatinggi mengabulkan setiap doa engkau semasa di dunia, dan memberikan balasan surga pada ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun