Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibu, Andai Waktu Bisa Diminta, Aku Ingin Engkau Masih bersama Kami

24 Desember 2020   09:52 Diperbarui: 24 Desember 2020   10:04 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambil bergenggaman tangan, mata ibu berbinar mengenang masa kecilku. Mengenang kelahiran ketiga anakku. Dan tingkah mereka yang kata ibu pintar dan lucu.

Tapi bukan ibu kami namanya, kalau karena sakitnya tak bisa memberikan kado. Ibu memberi lembaran rupiah sebagai ganti kado yang tak dapat dicarinya sendiri, karena kondisi sakitnya yang tak memungkinkan.

Oh ibu, masih bisa engkau memikirkan kebiasaan ini, walau di tahun-tahun usiaku engkau tak pernah melupakannya.

Masih terasa perlu bagi ibu yang mulia seperti engkau, untuk menyenangkan hati seorang anak yang belumlah dapat membahagiakan engkau.

Waktu bergulir dan sampai juga di bulan Pebruari, ibu masih dirawat di rumah sakit. Saat itu ibu sudah semakin menurun kemampuan gerak, makan dan berbicaranya, yang sebenarnya adalah bulan kelahiran adik laki-laki saya satu-satunya. Lagi-lagi kami harus melewatinya moment hari istimewa dalam keprihatinan.

Rasanya tak percaya, seakan semua ini hanyalah mimpi buruk dan saya ingin segera terbangun saja. Mendapati ibu masih sehat, segar-bugar dan baik-baik saja seperti dulu kala😪

Foto: pribadi
Foto: pribadi

Akhirnya ibu yang kuat, ibu yang tak mengeluh selama sakitnya yang dahsyat, ibu yang sempat meminta kesembuhan dan rindu ingin sholat lagi, akhirnya harus mengikut pada takdir yang kuasa. Ibu berpulang pada 12 Maret 2019, di sisi suami, kedua anak, tetangga dan teman-teman yang telah banyak pula memberikan dukungan selama ibu sakit.

Dan enam bulan pertama kehilangan ibu, menjadi saat yang tidak nyaman untuk kami sekeluarga, terutama saya, sampai harus menuliskannya dalam blog pribadi.

Jika boleh saya meminta kepada sang waktu, saya ingin ibu masih berada di tengah-tengah kami. 

Tapi itu tidaklah mungkin. Hanya sebatas angan dan harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun