Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Badai itu Datang, Setelah itu Engkau Pergi

8 Desember 2020   22:55 Diperbarui: 10 Desember 2020   08:41 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Rini Juanawati

Aku suka menjadi kekasihmu. Dan rasanya semua gadis yang mengenalmu pun, bermimpi bisa berada di posisiku. Mungkin kalimat gampangnya, nasibku sungguh beruntung.

Tepat tanggal 20 bulan Januari tahun 2019 atau 20 01 2019 kita melangsungkan pernikahan. Tak kupungkiri aku sungguh tersipu saat kau katakan ini adalah tanggal cantik. 

Aku juga boleh memilih gaun yang kusukai untuk kukenakan. Ada tiga pilihan warna sesuai ukuran tubuhku yang cenderung mungil. Putih, pink, dan terakhir coklat emas. Semua anggun dan modelnya sangat memukau.

Kalau ada yang tidak klik seratus persen dengan keadaanku, mungkin ibumu. Beliau bukan tak setuju, tetapi lebih mengharapkan pendamping hidupmu adalah seorang wanita yang bekerja untuk negara, misal guru, polwan, atau pegawai kantor administrasi. Sementara aku hanyalah seorang pembuat kerupuk mentah, dengan tenaga bantu dua orang saja.

Engkaulah pangeran yang bukan saja ganteng, tetapi juga pandai mengambil hati ibumu dan meyakinkan bahwa aku adalah satu-satunya gadis baik yang kau yakini kelak akan menjadi ibu dari anak-anakmu. Bukan main. Aku bukan saja merasa tersanjung, tapi aku juga sangat bahagia.

Dalam rumah tangga kita, engkaulah yang banyak memberikan rencana dan kejutan. Sementara aku hanya bisa menampilkan pipi bersemu merah.

Pada bulan kedua pernikahan, sepulang dari bekerja tiba-tiba engkau menyerahkan berkas kredit dari developer ternama. 

Antara senang dan tak percaya, aku terperangah melihat brosur unit yang kau pilih, dengan besar cicilan per bulannya. 

Aku tak tau harus bilang apa. Aku hanya bisa membalas pelukanmu dan berucap terima kasih dengan nada yang hambar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun