"Apa kabarmu?"
"Apakah kau menungguku?"
"Tunggu aku datang, jangan lupa dandan yang cantik..."
Ah!
Aku benar-benar seorang wanita biasa, yang merasa candu dengan senyummu, dan terpikat pada tiap sanjunganmu.
Lalu dari gajiku, selalu kukumpulkan cita-cita untuk mentraktirmu, atau membeli barang-barang hadiah, sekedar untuk mengingatkanmu tentang adanya aku.Â
Aku tau engkau pasti menolaknya, dan merasa risih harus menerima kado kecil dari seorang kekasih yang gajinya hanya sepersekian gajimu.
Akhirnya aku mengingat semua kenangan ini.Â
Tentang engkau yang telah jauh kutinggalkan, sementara dulu saat cinta itu menggelora, engkau selalu kunantikan.
Hatiku seperti dipenuhi taman bunga, saat aku belanja baju-baju yang baru untuk menyambutmu.Â
Tak cukup kuberikan sebuah senyuman dan ruang hati yang setia.Â