Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Membuka Mata Hatiku

5 November 2020   08:05 Diperbarui: 6 November 2020   21:42 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu Amat dari mana? Anaknya nangis sejak tadi, aku ngga tega..."

"Saya cucian di belakang. Saya juga rasanya mau pingsan..." katanya tak kalah pilu.

"Ibu Amat sakit yaa?" tanyaku demi melihat potongan koyo bertebaran di wajah dan lehernya.

"Ini juga..." ia menunjukkan sejumlah koyo yang menempel di bagian punggungnya.

Aku menggeleng-geleng prihatin. Rasa kemanusiaanku membuncah seketika. Air mataku mengalir tak kalah deras dengan sang hujan.

Ibu Amat bergegas menuju gubuk kecilnya. Aku mengikutinya tapi tak ikut masuk dan hanya bertahan di ambang pintu kayu. Memperhatikan ibu Amat memberaihkan pup bayinya dengan tenang, lalu menyusuinya.

Aku seperti mendapat sebuah tamparan. 

Selama ini aku tak cukup bersyukur pada apa yang kumiliki. Suami yang setiap harinya bekerja meski hanya buruh harian. Anak pertama dan bayiku yang sehat berisi tak seperti Amat dan debay nya yang kurus. Senyum dan tawa kami sekeluarga saat berkumpul dan menikmati makan malam. Entah apalagi nikmat yang tak terjangkau hati ini. Begitu saja tanpa bersyukur.

Bagaimana dengan keluarga ibu Amat yang suaminya belum mendapatkan pekerjaan? Mereka hidup dalam kekurangan dan kelaparan  akhir-akhir ini. Alangkah kasihan nasib mereka, batinku sedih.

Baju-baju bayi yang tertumpuk di lantai, meski dalam keadaan rapi terlipat, tampak begitu buruk dan kumal. Sepertinya pemberian orang lain tetapi dari barang yang sudah usang pula. Sudah berpindah dari tangan ke tangan.

Foto: netralnews.com
Foto: netralnews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun