Tanda-tanda Jokowi akan menerapkan hal serupa di kota megapolitan ini sudah terasa. Gerakan cepat dan aksi sidak-sidaknya bagai teror yang membuat gentar para perangkat di bawahnya. Di hadapan para lurah, camat dan walikota yang dipanggilnya ke balaikota pekan lalu, Jokowi menyampaikan ancamannya. Meski dikemas dalam kelakar tak ubahnya tengah tampil di ajang stand up comedy tetap saja teror lembut sang gubernur menggetarkan.
"Jangan kaget ya kalau saya akan datang kapan saja, bisa pagi, siang atau bahkan sore selagi kantor mau tutup. Gak ada apa-apa, main doang kok. Yang sidak-sidak kemarin gak ada apa-apa, saya tidak mencatat apa-apa," ujar Jokowi disambut gelak tawa.
Tapi tentu saja kata-kata Jokowi itu membuat ciut para aparat, utamanya yang kemarin baru saja disidak dan tidak kedapatan siaga di kantor untuk melayani masyarakat. Para pejabat yang lagi apes itu ialah lurah dan camat Senen juga Lurah Cempaka Putih Timur dan Camat Cempaka Putih Jakarta Pusat. Di empat kantor itu Jokowi tak mendapati para pimpinannya berada di tempat. Berbagai alasan mereka lontarkan namun gubernur tak ambil peduli. Baginya, yang penting ada perbaikan setelah dirinya memperingatkan.
Hebatnya lagi, berbeda dengan para pejabat pada umunya Jokowi tidak gila publikasi. Ia malah pernah mengomeli wartawan yang tak berhenti membuntutinya ke lapangan.
"Kalau dikuti terus, kapan saya kerjanya? "
Jokowi adalah orang yang selalu ingin melihat persoalan langsung dari sumbernya, ini dia lakukan melalui sidak dan kunjungan lapangan. Lalu ia memerintahkan kepada aparat terkait untuk melakukan perbaikan dengan tenggat waktu yang tidak 'pakai' lama. Dan di kemudian hari ia sendiri yang akan mengeceknya kembali untuk memastikan segala perintahnya telah dilaksanakan dengan baik. Maka tak akan ada celah bagi aparat yang gemar memberi laporan "ABS" (asal bapak senang).
Harapan akan terwujudnya Jakarta Baru ini sempat membuat iri warga Depok Jawa Barat. Melalui media mereka mengungkapkan khayalan seandainya memiliki gubernur seperti Jokowi. Mereka juga ingin kotanya dibenahi dan ditata seperti Jakarta. Sementara, di Jakarta animo masyarakat terhadap sosok gubernur baru ini makin menggejala. Di Kampung Pulo Kampung Melayu Jakarta Timur, masyarakat bantaran sungai pelanggan banjir menciptakan yel-yel untuk kedatangan Jokowi ke sana. Mereka meneriakkan yel-yel "Jokowow" untuk sang gubernur tercinta. Ini karena sepak-terjang Jokowi layak dibilang "wow". Demam Jokowi tak hanya merambah di sekitaran ibukota bahkan menjalar hingga ke luar pulau Jawa. Seperti di Kota Padang Sumatera Barat, saat perayaan Idul Adha kemarin segenap panitianya mengenakan seragam kotak-kotak ala Jokowi. Seragam ini tidak mereka peroleh secara gratis lho, masing-masing mengupayakan secara swadaya demi bisa tampil seperti Jokowi.
Idola Indonesia.
Pemilukada Jakarta tahun 2012 kali ini benar-benar telah melahirkan bintang birokrat baru, yang tidak saja menjadi idola Jakarta tapi meluas menjadi idola Indonesia. Kekhawatiran yang kemudian muncul adalah jika pesona dan popularitas Jokowi yang melampaui para tokoh nasional, nanti dapat menjerumuskannya. Belum usai masa 100 hari pemerintahan Jokowi di DKI Jakarta, selentingan bahwa tokoh dari daerah ini layak maju menjadi kontestan Pilpres 2014 mulai menyeruak. Selain terlalu cepat, godaan seperti ini cukup mencemaskan warga Jakarta yang menginginkan Jokowi merampungkan pembenahan ibukota ini sampai tuntas. Semoga saja Jokowi bisa tetap istiqomah memimpin DKI Jakarta hingga tercipta Jakarta Baru kelak.
*Penulis adalah Produser Antara TV
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H