Bunyi pesan Whatsapp yang kukirimkan padanya.
Riset yang kami lakukan memang bukan untuk membuktikan kebenaran cerita, melainkan merasakan sensasi yang sama terhadap bacaan yang kami baca. Untuk itu, setelah berbaikan, aku langsung mengatakan kepada Mas Reza bahwa kita akan mendaki ke gunung Lawu, secepatnya.
Sebelumnya kami tidak pernah mendaki gunung, olahraga yang kami lakukan mungkin hanya jalan santai pada minggu pagi dengan niat membeli pentol, sebutan untuk jajanan tradisional serupa bakso yang memiliki kandungan daging lebih sedikit. Mungkin juga tiga bulan sekali bersepeda, kami lebih suka duduk-duduk di taman sambil membaca buku dan bercerita.
Mungkin terdengar agak memaksa, tapi Mas Reza benar-benar mempersiapkan segalanya. Ia meminjam tenda kepada temannya, aku membeli indomie sebanyak-banyaknya, karena yang kudengar, anak gunung itu selalu membawa indomie ketika mendaki.
Lokasi Gunung Lawu terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, gunung yang menyimpan banyak pesona alam yang mengagumkan, namun juga dipenuhi mitos dan misteri yang mengerikan. Rasanya salah, ketika kami mendaki tidak melewati jalur yang sudah ditentukan, Mas Reza tampak ragu tapi sangat meyakinkan, aku menjadi percaya diri meski tadi ramai sekali pendaki di belakang yang kian lama kian menghilang.
Mungkin benar sebuah pernyataan bahwa kita-lah cermin yang paling nyata dari ruh yang telah mati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI