“Samir?” Samir mendengar suara Naina,
Naina dibawah jendela kamar Samir, basah kuyup, gadis berparas ayu, berbaju biru, dengan sepasang sepatu highheels yang ditenteng.
Diatas bangku kayu, dibawah rinai hujan.
“Naina?”
“Iya Samir?”
“Kenapa kau datang Naina, sekarang sedang hujan, aku tak ingin kau sakit” Ucap Samir pelan,
“Aku akan sakit kalau tidak bertemu dengan mu, Samir” Balas Naina,
“Samir?”
“Iya Naina?”
“Aku rindu, Samir” Naina menatap Samir,
“Aku lebih, Naina” Hela Samir.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!