Mohon tunggu...
Ayo Sinau
Ayo Sinau Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fenomena "Clickbait" yang Digunakan Media Daring untuk Menarik Perhatian Pengguna Medsos

8 Oktober 2018   19:57 Diperbarui: 9 Oktober 2018   06:57 2819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hellraiser Designs - Big Cartel

Fenomena clickbait saat ini memang sudah cukup banyak dipakai oleh portal berita online. Dalam artikel ini akan dijelaskan dua contoh portal berita online yang sering menggunakan judul-judul yang memancing para pembaca media online atau media sosial.

Kebutuhan Akan Informasi

Manusia memiliki banyak kebutuhan dalam hidupnnya. Salah satu di antaranya yaitu kebutuhan untuk mendapatkan informasi. Kebutuhan infomasi sendiri ada karena munculnya rasa keingintahuan manusia akan sesuatu, yang membuat manusia berusaha mencari informasi untuk menghilangkan rasa ingin tahunya. 

Dalam konteks ilmu informasi, kebutuhan akan informasi muncul ketika seseorang menyadari bahwa mereka tidak memiliki atau kekurangan pengetahuan, atau pemahaman untuk mencapai tujuan, menjawab pertanyaan, dan sebagainya (Batley, 2007:19). 

Kebutuhan akan informasi ini juga sekaligus mendorong masyarakat untuk menempatkan media sebagai salah satu kebutuhan dalam hidupnya. Seperti yang dikatakan Belkin (Nicholas, 2000:20), kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari adanya ketidaksetaraan antara pengetahuan dan harapan untuk menyelesaikan suatu masalah. 

Masyarakat biasanya cenderung menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan infomasi tersebut, baik itu media cetak, penyiaran, maupun media yang sudah berbasis daring. Pentingnya media-media tersebut memang tidak dapat dipungkiri sudah menjadi sumber utama masyarakat dalam memperoleh informasi yang mereka butuhkan.

Kebutuhan akan informasi memiliki berbagai macam topik atau isu, salah satunya yaitu kebutuhan akan informasi tentang figur publik. Figur publik sendiri memiliki pengertian sebagai seseorang yang memiliki kredibilitas, kekuatan, dan daya tarik (Praktiko, 1982).

Apa itu Clickbait?

Semakin banyak orang mengakses media online maka akan timbul banyak berita-berita dengan judul yang tidak jelas, boombastis (clickbait), dan murahan bahkan akan banyak hoax dimedia online. Sebagian besar artikel tersebut berisi informasi-informasi palsu yang asal dibagikan tanpa konfirmasi dan verifikasi.

Berita clickbait atau jebakan klik merupakan istilah peyoratif yang tertuju pada konten web yang ditujukan untuk mendapatkan penghasilan iklan daring, yaitu dengan mengorbankan kualitas atau akurasi, dengan bergantung kepada tajuk sensasional atau gambar mini yang menarik mata guna mengundang kliktayang (click-through) dan mendorong penerusan bahan tersebut melalui jejaring sosial daring. 

Tajuk umpan klik umumnya bertujuan untuk mengeksploitasi "kesenjangan keingintahuan" (curiosity gap) dengan hanya memberi informasi yang cukup membuat pembaca penasaran ingin tahu, tetapi tidak cukup untuk memenuhi rasa ingin tahu tersebut tanpa mengklik pada tautan atau pranala yang diberikan (Hajar Azizatun, 2017).

Demi mendapatkan jumlah pengunjung yang banyak, dalam praktiknya, situs berita yang ada di media daring akan melakukan strategi seperti ini. Berita dengan unsur clickbait dianggap efektif untuk menarik para pengiklan dan mendapatkan keuntungan, tanpa mempedulikan adanya unsur berita yang lengkap dan Kode Etik Jurnalistik yang benar. Tidak hanya satu atau dua situs berita media daring yang menggunakan clickbait, hampir semua situs berita di media daring melakukannya. 

Contoh Portal Berita Online yang Sering Menggunakan Judul Clickbait

Hal ini sepertinya diterapkan oleh media online Tribunnews.com. Media online tersebut memanfaatkan kebutuhan seseorang akan informasi dengan menggunakan judul-judul yang boombastis agar beritanya terbaca oleh khalayak. Jika kita mengakses berita di Tribunnews.com halaman utama yang akan muncul adalah berita-berita clickbait. Ciri khas berita boombastis dari Trinbunnews.com adalah menggunkan kata "Astaga", "Heboh", "Wow" dan lain-lain. Kata-kata itu sangat sering dipakai oleh media online itu agar pembaca terpancing dan langsung mengklik berita tersebut.

google.com
google.com
Kebanyak berita clickbait ini memang datang dari Tribun, misalnya bangka.tribunnews.com, jabar.tribunnews.com, makasar.tribunnews.com, manado.tribunnews.com, lampung.tribunnews.com, medan.tribunnews.com dan masih banyak lagi. Penggunakan clickbait yang diterapkan oleh Tribunnews.com semata-mata untuk mendapatkan keuntungan si pengiklan. Semakin banyak orang mengakses web tersebut maka otomatis pengikan akan berbondong-bondong datang ke media tersebut dan memasang iklan disana.

Dalam kasus ini bisa dibilang Tribunews ingin tetap medianya hidup walaupun kadang tidak memperhatikan isi beritanya. Asal webnya terbuka oleh orang yang membutuhkan dan haus akan informasi.

 Dalam mengakses informasi sebaiknya kita memperhatikan judul beritanya, jika judul dirasa aneh dan hiperbola kita seharusnya sebisa mungkin menghindari berita tersebut. Selain mebuang-buang waktu kita tidak mendapatkan informasi yang cukup baik. Sebagai citizen journalism yang baik kita sebaiknya bisa memberikan kritik yang membangun untuk media online yang menggunakan clickbait seperti Tribunnews.com.

google.com
google.com
Selain media online Tribunnews.com ada media online yang menggunakan clickbait dalam menyampaikan beritanya, yaitu Jawapos.com. Media online ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Tribunnews.com yang menggunakan judul-judul yang mengundang para pembaca agar membuka berita tersebut. Kebanyakan dari dua media online ini menggunakan kata-kata "Astaga". Mungkin kata-kata ini cukup membuat khalayak membuka berita tersebut.

Penasaran mungkin adalah kata-kata yang tepat untuk kasus ini. Dilihat dari konsistensi portal berita online tersebut mereka sama-sama sering menajdi berita yang paling banyak dicari. Media online tersebut memang sengaja menggunakan clickbait karena tidak setiap orang mempunyai keluasan wawasan, kedalaman referensi dan pemahaman yang dalam akan suatu berita. Kebanyakan orang-orang lebih tertarik dengan berita-berita yang mengandung rasa penasaran.

Hal ini tentu tidak serta merta dilewati begitu saja oleh para jurnalis masa kini. Mereka memang memanfaatkan momen-momen ini untuk mempertahankan media onlinenya. Persaingan menjadi salah satu masalahnya. Saking banyak media online di Indonesia membuat para jurnalis menggunakan kata-kata boombastis untuk beritanya.

Namun, sebenarnya tidak semua portal berita menggunakan clickbait masih banyak portal berita online menggunakan kata-kata yang menarik dan berbobot. Seperti liputan6.com. detik.com, kompas.com dan masih banyak lagi.

Dampak bagi Masyarakat

Dampak yang akan muncul bagi masyarakat atas adanya clickbait ini adalah kerancuan informasi yang bisa saja menimbulkan berita hoax atau ketidakbenaran berita. 

Masyarakat cenderung akan mempercayai berita boombastis daripada berita yang mempunyai mutu dan berbobot didalamnya apalagi jika judul-judul beritanya sudah mengandung hal yang profokatif. Masyarakat akan mudah menyerapnya tanpa berfikir dua kali terlebih dahulu. Apalagi kehadiran internet telah memberikan jangkauan pembaca yang lebih luas. Kalau dulu hanya segelintir orang yang bisa melek berita karena terbatasnya ruang informasi. 

Tetapi sekarang, munculnya media daring membuat pembaca awam terutama generasi muda menjadi lebih tahu banyak tentang berita dari topik yang berat sampai yang ecek-ecek. Bersamaan dengan itu, berita clickbait malah menjamur dan menjadi makanan sehari-hari media untuk menggeruk jumlah pembaca yang banyak. Kita sebagai masyarakat yang sadar akan hal itu hendaknya memilah dan memilih mana yang baik untuk sumber informasi dan mana yang kurang baik untuk sumber informasi.

Penutup

Sebagai jurnalis yang baik sebaiknya mulai mengguakan judul-judul yang berbobot dan tidak merugikan orang lain. Di era sekarang ini memang sulit bersaing namun jika jurnalis hendaknya juga memperhatikan cara membuat berita yang baik. Dimulai dari jurnalis yang baik maka masyarakat yang mengonsumsi berita pun juga akan memetik manfaatnnya dan dalam mendapatkan berita kita sebagai pencari informasi tidak lagi merasakan kerugian atas berita-berita yang boombastis dan tidak berbobot.

Dengan demikian artikel ini hanya ingin memberikan sedikit informasi pada khalayak terhadap portal berita yang sering menggunakan judul clickbait.

Referensi:

Batley, Sue. 2007. Information Architecture for Information Professionals. Inggris : Chandos Publishing
Nicholas, David. 2000. Assessing Information Needs: Tools, Techniques, and Concept for the Internet Age (second ed). London : Aslib
Praktiko, Riyono. 1982. Lingkaran-lingkaran Komunikasi. Bandung : Alumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun