Mohon tunggu...
Ayo Sinau
Ayo Sinau Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fenomena "Clickbait" yang Digunakan Media Daring untuk Menarik Perhatian Pengguna Medsos

8 Oktober 2018   19:57 Diperbarui: 9 Oktober 2018   06:57 2819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demi mendapatkan jumlah pengunjung yang banyak, dalam praktiknya, situs berita yang ada di media daring akan melakukan strategi seperti ini. Berita dengan unsur clickbait dianggap efektif untuk menarik para pengiklan dan mendapatkan keuntungan, tanpa mempedulikan adanya unsur berita yang lengkap dan Kode Etik Jurnalistik yang benar. Tidak hanya satu atau dua situs berita media daring yang menggunakan clickbait, hampir semua situs berita di media daring melakukannya. 

Contoh Portal Berita Online yang Sering Menggunakan Judul Clickbait

Hal ini sepertinya diterapkan oleh media online Tribunnews.com. Media online tersebut memanfaatkan kebutuhan seseorang akan informasi dengan menggunakan judul-judul yang boombastis agar beritanya terbaca oleh khalayak. Jika kita mengakses berita di Tribunnews.com halaman utama yang akan muncul adalah berita-berita clickbait. Ciri khas berita boombastis dari Trinbunnews.com adalah menggunkan kata "Astaga", "Heboh", "Wow" dan lain-lain. Kata-kata itu sangat sering dipakai oleh media online itu agar pembaca terpancing dan langsung mengklik berita tersebut.

google.com
google.com
Kebanyak berita clickbait ini memang datang dari Tribun, misalnya bangka.tribunnews.com, jabar.tribunnews.com, makasar.tribunnews.com, manado.tribunnews.com, lampung.tribunnews.com, medan.tribunnews.com dan masih banyak lagi. Penggunakan clickbait yang diterapkan oleh Tribunnews.com semata-mata untuk mendapatkan keuntungan si pengiklan. Semakin banyak orang mengakses web tersebut maka otomatis pengikan akan berbondong-bondong datang ke media tersebut dan memasang iklan disana.

Dalam kasus ini bisa dibilang Tribunews ingin tetap medianya hidup walaupun kadang tidak memperhatikan isi beritanya. Asal webnya terbuka oleh orang yang membutuhkan dan haus akan informasi.

 Dalam mengakses informasi sebaiknya kita memperhatikan judul beritanya, jika judul dirasa aneh dan hiperbola kita seharusnya sebisa mungkin menghindari berita tersebut. Selain mebuang-buang waktu kita tidak mendapatkan informasi yang cukup baik. Sebagai citizen journalism yang baik kita sebaiknya bisa memberikan kritik yang membangun untuk media online yang menggunakan clickbait seperti Tribunnews.com.

google.com
google.com
Selain media online Tribunnews.com ada media online yang menggunakan clickbait dalam menyampaikan beritanya, yaitu Jawapos.com. Media online ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Tribunnews.com yang menggunakan judul-judul yang mengundang para pembaca agar membuka berita tersebut. Kebanyakan dari dua media online ini menggunakan kata-kata "Astaga". Mungkin kata-kata ini cukup membuat khalayak membuka berita tersebut.

Penasaran mungkin adalah kata-kata yang tepat untuk kasus ini. Dilihat dari konsistensi portal berita online tersebut mereka sama-sama sering menajdi berita yang paling banyak dicari. Media online tersebut memang sengaja menggunakan clickbait karena tidak setiap orang mempunyai keluasan wawasan, kedalaman referensi dan pemahaman yang dalam akan suatu berita. Kebanyakan orang-orang lebih tertarik dengan berita-berita yang mengandung rasa penasaran.

Hal ini tentu tidak serta merta dilewati begitu saja oleh para jurnalis masa kini. Mereka memang memanfaatkan momen-momen ini untuk mempertahankan media onlinenya. Persaingan menjadi salah satu masalahnya. Saking banyak media online di Indonesia membuat para jurnalis menggunakan kata-kata boombastis untuk beritanya.

Namun, sebenarnya tidak semua portal berita menggunakan clickbait masih banyak portal berita online menggunakan kata-kata yang menarik dan berbobot. Seperti liputan6.com. detik.com, kompas.com dan masih banyak lagi.

Dampak bagi Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun