Judul Buku       : Segi Tiga
Penulis           : Sapardi Djoko Damono
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : Maret 2020
Tebal             : 320 halaman
ISBNÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-06-3924-6
Harga            : Rp. 95.000,-
Cerita Sang Juru Dongeng
Novel yang berjudul "SEGI TIGA" merupakan novel terbaru ciptaan Sapardi Djoko Damono. Sapardi Djoko Damono merupakan seorang pujangga berkebangsaan Indonesia yang sudah menghasilkan berbagai macam karya. Banyak puisi dan karya sastra beliau yang sangat populer dan melegenda. Dalam karier beliau menjalani bidang tulis menulis, beliau telah mendapatkan 7 lifetime achievement awards dari berbagai lembaga dalam maupun luar negeri. Beliau juga pernah menjadi seorang guru besar dan pernah menjabat sebagai Dekan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Ada segitiga, atau segi empat, atau segi banyak, atau tidak ada sama sekali. Belum jelas benar kaki segitiga mana yang paling panjang dan sudut yang mana yang paling lebar. Belum jelas juga siapa yang terlibat, meskipun ketiga tokoh itu sangat mungkin memegang peran utama (Halaman 154).Â
Begitulah gambaran umum dari novel ini. Novel yang berjudul "SEGI TIGA" ini menceritakan tentang hubungan percintaan yang rumit. Dalam novel ini terdapat 3 tokoh sentral yakni Suryo, Gendis, dan Noriko. Tidak bisa ditentukan siapa yang menjadi tokoh utamanya. Seperti namanya segitiga terdapat tiga sudut, tiga sisi, dan tiga tokoh yang ketiganya memiliki peran dan sudut pandangnya masing-masing yang diciptakan dalam kepala kita.
Semua kisah ini ada karena kehendak dari sang Juru Dongeng. Tidak jelas sebenarnya siapa Juru Dongeng ini. Ia dikatakan sebagai dalang yang mengatur wayang-wayangnya untuk melakukan sebuah cerita yang telah disusunnya. Cerita dimulai saat Suryo mencari keberadaan Juru Dongeng hingga dipertemukannya ia dengan Noriko yang juga mencari keberadaan Juru Dongeng berkat bantuan Gendis dan Hanindyo sahabatnya.
Pertemuan Suryo dengan Noriko yang membuat dirinya menjadi majnun, Noriko yang tidak bisa melupakan cinta pertamanya Katsuo, Hanindyo yang mencintai Gendis, dan Gendis yang ikut menjadi majnun karena sepupunya Suryo. Semua itu terjadi karena ulah dari sang Juru Dongeng yang membuat mereka terjebak dalam rumitnya cinta. Hingga pada akhirnya sang Juru Dongeng lah yang menentukan bagaimana kisah percintaan di antara mereka.
Tidak seperti novel-novel pada umumnya, novel karangan Sapardi Djoko Damono ini menceritakan tentang kisah percintaan yang tidak biasa. Selain kisah cinta yang rumit, terdapat berbagai konflik lain yang juga dialami setiap tokohnya. Â Sehingga terdapat banyak sekali makna kehidupan yang dapat diambil dalam novel ini. Latar tempat yang digunakan kebanyakan berlokasi di daerah Solo dan Jakarta. Suasana yang diceritakan rata-rata menunjukan tentang suasana sedih. Dalam segi kebahasaan, novel ini mengandung berbagai kata-kata puitis dan bermajas khas Sapardi Djoko Damono.
Novel yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono ini memanglah unik. Salah satu keunikannya adalah alur cerita yang sulit untuk ditebak. Banyak pembaca novel ini yang tidak menduga akan adanya plot twist dalam novel ini. Keunikan dalam novel ini juga diperkuat dengan penggunaan kata-kata yang puitis khas dari Sapardi Djoko Damono. Selain itu, perwatakan dan peran masing-masing tokoh juga dibuat sangat kuat dan jelas. Sehingga membuat para pembaca tidak bosan dan tertarik dengan cerita yang disajikan.
Di samping dari kelebihan yang ada, novel ini tentu tak luput dari kekurangan. Â Terdapat bagian yang terkesan seperti dipaksakan untuk mengisi novel tersebut. Bagian itu terdapat pada saat Suryo bertemu dengan seorang gadis lain di kereta menuju Jakarta. Padahal bagian tersebut seharusnya bisa diceritakan atau dijelaskan lebih mendalam lagi.
Dapat disimpulkan bahwa buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Khususnya bagi para remaja dan para pecinta puisi, novel ini sangat direkomendasikan karena banyak mengandung unsur-unsur kehidupan baik tentang cinta, keluarga, dan pertemanan. Semua itu ditulis dengan bahasa puisi yang indah dan membuat novel ini semakin menarik untuk dibaca.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI