Mohon tunggu...
Ayn Noor Faiz
Ayn Noor Faiz Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

SMAN 34 JAKARTA SELATAN

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Novel "SEGI TIGA" Karya Sapardi Djoko Damono

3 April 2021   22:54 Diperbarui: 3 April 2021   23:11 9602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua kisah ini ada karena kehendak dari sang Juru Dongeng. Tidak jelas sebenarnya siapa Juru Dongeng ini. Ia dikatakan sebagai dalang yang mengatur wayang-wayangnya untuk melakukan sebuah cerita yang telah disusunnya. Cerita dimulai saat Suryo mencari keberadaan Juru Dongeng hingga dipertemukannya ia dengan Noriko yang juga mencari keberadaan Juru Dongeng berkat bantuan Gendis dan Hanindyo sahabatnya.

Pertemuan Suryo dengan Noriko yang membuat dirinya menjadi majnun, Noriko yang tidak bisa melupakan cinta pertamanya Katsuo, Hanindyo yang mencintai Gendis, dan Gendis yang ikut menjadi majnun karena sepupunya Suryo. Semua itu terjadi karena ulah dari sang Juru Dongeng yang membuat mereka terjebak dalam rumitnya cinta. Hingga pada akhirnya sang Juru Dongeng lah yang menentukan bagaimana kisah percintaan di antara mereka.

Tidak seperti novel-novel pada umumnya, novel karangan Sapardi Djoko Damono ini menceritakan tentang kisah percintaan yang tidak biasa. Selain kisah cinta yang rumit, terdapat berbagai konflik lain yang juga dialami setiap tokohnya.  Sehingga terdapat banyak sekali makna kehidupan yang dapat diambil dalam novel ini. Latar tempat yang digunakan kebanyakan berlokasi di daerah Solo dan Jakarta. Suasana yang diceritakan rata-rata menunjukan tentang suasana sedih. Dalam segi kebahasaan, novel ini mengandung berbagai kata-kata puitis dan bermajas khas Sapardi Djoko Damono.

Novel yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono ini memanglah unik. Salah satu keunikannya adalah alur cerita yang sulit untuk ditebak. Banyak pembaca novel ini yang tidak menduga akan adanya plot twist dalam novel ini. Keunikan dalam novel ini juga diperkuat dengan penggunaan kata-kata yang puitis khas dari Sapardi Djoko Damono. Selain itu, perwatakan dan peran masing-masing tokoh juga dibuat sangat kuat dan jelas. Sehingga membuat para pembaca tidak bosan dan tertarik dengan cerita yang disajikan.

Di samping dari kelebihan yang ada, novel ini tentu tak luput dari kekurangan.  Terdapat bagian yang terkesan seperti dipaksakan untuk mengisi novel tersebut. Bagian itu terdapat pada saat Suryo bertemu dengan seorang gadis lain di kereta menuju Jakarta. Padahal bagian tersebut seharusnya bisa diceritakan atau dijelaskan lebih mendalam lagi.

Dapat disimpulkan bahwa buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Khususnya bagi para remaja dan para pecinta puisi, novel ini sangat direkomendasikan karena banyak mengandung unsur-unsur kehidupan baik tentang cinta, keluarga, dan pertemanan. Semua itu ditulis dengan bahasa puisi yang indah dan membuat novel ini semakin menarik untuk dibaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun