Mohon tunggu...
ayisatul muslimah
ayisatul muslimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semangat untuk mendapatkan gelar sarjana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Lingkungan dan Budaya Dalam Perkembangan Sosial Emosional

18 Januari 2025   23:11 Diperbarui: 18 Januari 2025   23:11 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita dan tradisi budaya juga memainkan peran dalam perkembangan sosial emosional anak. Melalui cerita rakyat, mitos, atau legenda, anak-anak belajar tentang nilai-nilai sosial, moral, dan cara-cara yang diterima dalam menghadapi emosi. Misalnya, cerita tentang pahlawan yang menghadapi kesulitan dengan ketabahan atau cerita tentang kebijaksanaan orang tua dapat mengajarkan anak-anak cara mengelola perasaan dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang penuh empati dan rasa hormat.

Peran bahasa dan komunikasi non-verbal juga berbeda-beda dalam setiap budaya. Dalam beberapa budaya, komunikasi tidak langsung atau bahasa tubuh memiliki makna yang sangat penting dalam menyampaikan perasaan, sedangkan dalam budaya lain, komunikasi verbal lebih dominan. Hal ini mempengaruhi cara anak-anak belajar untuk mengungkapkan diri dan membaca perasaan orang lain, yang merupakan bagian penting dari perkembangan sosial emosional mereka.

3. Interaksi Antara Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya tidak terpisah, melainkan saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Misalnya, cara orang tua mendidik anak-anak mereka dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang berlaku di masyarakat mereka. Begitu juga, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan multikultural mungkin akan belajar mengintegrasikan nilai-nilai dan cara berinteraksi dari berbagai budaya, yang bisa memperkaya pemahaman sosial emosional mereka.

Sebagai contoh, dalam masyarakat global yang semakin terhubung, anak-anak mungkin akan lebih terpapar pada beragam norma sosial dan budaya, yang memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain dari latar belakang yang berbeda. Ini memberi peluang untuk perkembangan keterampilan sosial emosional yang lebih luas, seperti toleransi, empati, dan kemampuan untuk bekerja dalam kelompok yang beragam.

4. Pengaruh Lingkungan dan Budaya terhadap Kesehatan Mental

Lingkungan dan budaya tidak hanya berperan dalam perkembangan sosial emosional, tetapi juga sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Lingkungan yang penuh dukungan dan aman dapat memfasilitasi perkembangan emosional yang sehat, sementara lingkungan yang penuh dengan stres atau kekerasan dapat menyebabkan gangguan emosional dan psikologis.

Lingkungan yang mendukung: Keluarga yang penuh kasih sayang, teman-teman yang peduli, serta guru yang sabar dapat memberikan rasa aman yang penting bagi perkembangan emosional anak. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang stabil cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, mampu mengelola stres dengan lebih baik, dan lebih siap untuk menghadapi tantangan hidup. Dukungan emosional dari orang tua atau pengasuh berperan besar dalam meningkatkan kemampuan anak untuk menangani perasaan seperti cemas, marah, atau frustrasi.

Lingkungan yang penuh stres: Di sisi lain, lingkungan yang penuh dengan stres, seperti ketegangan dalam keluarga, bullying di sekolah, atau kemiskinan, dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak secara negatif. Stres yang berkelanjutan dapat menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, atau masalah perilaku. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini mungkin kesulitan dalam membangun keterampilan sosial dan merasa lebih sulit untuk membentuk hubungan yang sehat.

Peran budaya dalam kesehatan mental: Budaya juga mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap kesehatan mental. Dalam beberapa budaya, masalah kesehatan mental seringkali dianggap tabu atau dipandang sebagai tanda kelemahan, yang menyebabkan individu enggan mencari bantuan. Sebaliknya, budaya yang lebih terbuka mengenai masalah kesehatan mental mendorong anak-anak dan orang dewasa untuk mencari dukungan dan berbicara tentang perasaan mereka tanpa rasa malu. Pemahaman tentang stigma atau penerimaan budaya terhadap kesehatan mental akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mengelola masalah emosional dan mencari bantuan saat dibutuhkan.

5. Pentingnya Pendidikan Sosial dan Emosional dalam Menghadapi Perubahan Zaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun