Mohon tunggu...
ayisatul muslimah
ayisatul muslimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semangat untuk mendapatkan gelar sarjana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Empati Martin Hoffman: Pemahaman dan Perkembangan Empati Pada Anak

18 Januari 2025   18:17 Diperbarui: 18 Januari 2025   18:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring bertambahnya usia anak, kemampuan untuk "mengambil perspektif" orang lain mulai berkembang. Sekitar usia tiga hingga lima tahun, anak mulai bisa memahami bahwa perasaan orang lain bisa berbeda dari perasaan mereka sendiri. Pada tahap ini, anak mulai menunjukkan empati yang lebih kompleks, seperti menyadari bahwa orang lain mungkin merasa sedih atau takut karena alasan yang berbeda.

Contohnya, seorang anak mungkin mulai menunjukkan perhatian ketika melihat temannya menangis, dan ia mungkin mencoba untuk menghibur temannya atau mencari tahu alasan di balik kesedihannya. Ini menunjukkan perkembangan dalam kemampuan anak untuk memahami situasi sosial yang lebih rumit.

c. Empati yang Berdasarkan Pengalaman Emosional Lain (Sympathy Empathy)

Pada tahap yang lebih lanjut, sekitar usia lima hingga tujuh tahun, anak-anak mulai mengembangkan empati yang lebih mendalam dan berbasis pengalaman emosional lain. Mereka mulai merasakan simpati, yaitu perasaan kasihan atau keinginan untuk membantu orang lain yang sedang kesulitan. Empati ini melibatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perasaan orang lain, serta kemampuan untuk merasakan dan merespons kebutuhan mereka dengan lebih empatik.

Anak-anak pada tahap ini tidak hanya mampu mengenali perasaan orang lain, tetapi mereka juga memiliki keinginan untuk membantu atau memberikan dukungan emosional. Ini menunjukkan perkembangan dalam kemampuan sosial dan emosional mereka.

d. Empati yang Kompleks dan Berbasis Moral (Moral Empathy)

Pada usia remaja, empati anak semakin berkembang menjadi bentuk yang lebih kompleks dan berbasis moral. Remaja mulai memahami bahwa perasaan orang lain tidak hanya dipengaruhi oleh situasi sosial atau fisik mereka, tetapi juga oleh nilai-nilai moral dan etika. Mereka mulai mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang ketidakadilan, penderitaan, dan kebutuhan untuk bertindak dengan cara yang moral dalam merespons perasaan orang lain.

Contohnya, seorang remaja mungkin merasa empati terhadap ketidakadilan sosial yang dialami oleh kelompok tertentu dalam masyarakat dan merasa terdorong untuk bertindak atau berbicara untuk mendukung kelompok tersebut. Ini menunjukkan perkembangan empati yang melibatkan pertimbangan moral dan sosial yang lebih kompleks.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati

Hoffman juga menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan empati, di antaranya:

a. Pengaruh Keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun