Mohon tunggu...
ayisatul muslimah
ayisatul muslimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semangat untuk mendapatkan gelar sarjana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Psikososial dalam Pembentukan Identitas Diri di Masyarakat Modern

19 November 2024   05:36 Diperbarui: 19 November 2024   10:51 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

    PERAN PSIKOSOSIAL DALAM PEMBENTUKAN            IDENTITAS DIRI DI MASYARAKAT MODERN

Di tengah masyarakat modern yang semakin kompleks, pembentukan identitas diri menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan individu. Identitas diri mencakup pemahaman tentang siapa kita, apa yang kita yakini, serta bagaimana kita berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitar. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembentukan identitas ini adalah aspek psikososial, yaitu interaksi antara faktor psikologis individu dengan lingkungan sosial tempat mereka berada.

Pengertian Identitas Diri

Identitas diri adalah konsep yang mencakup pemahaman seseorang tentang dirinya, termasuk nilai, keyakinan, dan peran sosial yang mereka ambil dalam masyarakat. Proses pembentukan identitas diri adalah perjalanan sepanjang hidup yang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pengalaman pribadi, hubungan sosial, dan peran dalam keluarga atau komunitas. Dalam masyarakat modern, identitas diri seringkali dinamis, karena individu sering dihadapkan pada perubahan sosial yang cepat dan beragam.

Peran Psikososial dalam Pembentukan Identitas Diri

Psikososial mengacu pada interaksi antara aspek psikologis dan sosial yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam konteks pembentukan identitas diri, ada beberapa elemen psikososial yang berperan penting:

1.Lingkungan Sosial dan Keluarga

Keluarga dan teman sebaya merupakan pengaruh utama dalam pembentukan identitas. Sejak kecil, individu mendapat pengaruh besar dari orang tua, saudara, dan teman dalam membentuk pandangan mereka tentang diri mereka sendiri. Misalnya, dukungan emosional yang diterima dari keluarga atau tekanan dari teman sebaya dapat memperkuat atau menghadirkan rasa percaya diri seseorang. Dalam masyarakat modern, di mana hubungan antar individu lebih beragam dan dinamis, peran kelompok sosial menjadi semakin penting dalam membentuk bagaimana seseorang memandang dirinya.

2.Pengalaman Sosial dan Budaya

Identitas diri tidak terbentuk di ruang kosong, tetapi melalui interaksi sosial yang dipengaruhi oleh budaya dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam masyarakat modern, globalisasi dan teknologi memungkinkan individu terpapar berbagai budaya dan nilai yang berbeda, yang sering kali mempengaruhi cara mereka melihat diri mereka. Seseorang mungkin merasa terhubung dengan budaya tertentu atau berusaha menggabungkan berbagai elemen budaya dalam identitas pribadinya.

3.Perubahan Sosial dan Teknologi

Masyarakat modern, dengan kemajuan teknologi dan pergeseran nilai-nilai sosial, menantang individu untuk terus-menerus menyesuaikan diri dan memperbarui identitas mereka. Media sosial, misalnya, memungkinkan individu untuk membentuk identitas yang berbeda di dunia maya dan dunia nyata. Hal ini dapat menyampaikan atau memperjelas perasaan seseorang tentang dirinya, tergantung pada sejauh mana mereka mampu memahami ekspektasi sosial yang ada.

4.Pengaruh Pendidikan dan Karier

Pendidikan dan pekerjaan merupakan bagian penting dalam pembentukan identitas diri di masyarakat modern. Dalam dunia yang semakin kompetitif, pencapaian akademis dan karir sering dianggap sebagai indikator keberhasilan dan identitas seseorang. Selain itu, pendidikan memberi kesempatan untuk mengeksplorasi ideologi, nilai, dan kepercayaan yang beragam, yang ikut mempengaruhi bagaimana individu mendefinisikan dirinya dalam konteks sosial yang lebih luas.

5.Krisis Identitas dan Pencarian Diri

Masyarakat modern juga sering kali menimbulkan krisis identitas, terutama di kalangan remaja atau individu yang berada di fase transisi kehidupan. Krisis ini terjadi ketika individu kebingungan merasanya tentang siapa mereka sebenarnya atau bagaimana mereka cocok dengan dunia di sekitar mereka. Fenomena ini, yang juga dikenal sebagai "pencarian jati diri," sering dipengaruhi oleh tekanan sosial, media, dan harapan yang datang dari keluarga atau masyarakat.

Identitas Diri dalam Era Globalisasi

Globalisasi juga memainkan peran besar dalam pembentukan identitas diri. Dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi, individu dapat mengakses informasi dari berbagai penjuru dunia, yang sering kali mempengaruhi cara mereka memandang diri dan dunia. Masyarakat modern cenderung lebih heterogen, yang berarti individu dapat mengidentifikasi diri mereka dengan berbagai kelompok dan nilai-nilai yang berbeda. Hal ini memungkinkan terbentuknya identitas yang lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, namun juga dapat menimbulkan konflik internal ketika nilai-nilai yang dianut individu bertentangan dengan norma sosial yang berlaku di tempat lain.

Tantangan dan Peluang dalam Pembentukan Identitas Diri

Dalam masyarakat modern, pembentukan identitas diri sering kali menghadapi tantangan besar. Ketergantungan pada media sosial dan tekanan untuk mengikuti standar kecantikan atau kesuksesan tertentu dapat menimbulkan kebingungan dan stres bagi banyak individu. Namun, pada saat yang sama, era digital ini juga memberikan peluang untuk individu menemukan dan mengekspresikan identitas mereka dengan cara yang lebih autentik dan beragam. Dengan adanya ruang untuk berbagi pengalaman dan memperluas wawasan, individu dapat lebih bebas mengeksplorasi dan membentuk identitas dirinya tanpa dibatasi oleh norma tradisional.

Mengelola Identitas Diri dalam Masyarakat Modern

Di era modern yang serba cepat dan dinamis, mengelola identitas diri menjadi sebuah keterampilan penting untuk dapat bertahan dan berkembang. Sebagai individu yang terhubung dengan berbagai sumber informasi dan berinteraksi dengan beragam kelompok sosial, kemampuan untuk memahami diri sendiri serta beradaptasi dengan lingkungan sangat diperlukan. Ada beberapa cara yang dapat membantu individu dalam mengelola identitas diri di tengah tantangan masyarakat modern:

1.Refleksi Diri dan Kesadaran Diri

Salah satu langkah awal dalam pembentukan identitas yang sehat adalah melalui refleksi diri yang mendalam. Individu yang mampu mengenali nilai-nilai, minat, dan tujuan hidupnya cenderung lebih stabil dalam menghadapi tekanan eksternal. Proses ini melibatkan pemahaman tentang siapa diri kita sebenarnya, bukan hanya berdasarkan ekspektasi sosial, tetapi juga berdasarkan perasaan dan pandangan internal kita sendiri. Kesadaran diri ini membantu kita untuk menentukan arah yang jelas dalam hidup, memilih hubungan sosial yang positif, dan mengejar tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi.

2.Menghadapi Krisis Identitas dengan Dukungan Sosial

Dalam fase-fase tertentu, seperti masa remaja atau perubahan besar dalam hidup, individu mungkin menghadapi krisis identitas yang mempengaruhi cara mereka melihat diri mereka. Hal ini dapat disebabkan oleh perasaan kebingungan tentang tujuan hidup, peran dalam masyarakat, atau perubahan lingkungan sosial. Dukungan sosial yang kuat, baik dari keluarga, teman, maupun kelompok komunitas, sangat penting dalam membantu individu melewati masa-masa ini. Konseling atau terapi juga dapat menjadi saluran untuk membantu individu dalam menggali masalah yang mendalam dan menemukan solusi untuk memperbaiki perasaan kehilangan identitas.

3.Eksplorasi Identitas melalui Teknologi dan Media Sosial

Masyarakat modern menawarkan peluang untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan identitas melalui platform digital. Media sosial, blog, dan berbagai aplikasi memungkinkan individu untuk berbagi cerita, mengekspresikan diri, dan berhubungan dengan orang-orang yang memiliki minat atau pandangan yang sama. Meskipun hal ini dapat membantu memperkaya identitas diri, penting untuk berhati-hati terhadap pengaruh negatif yang bisa muncul, seperti tekanan sosial untuk tampil sempurna atau demonstrasi dengan orang lain yang dapat merusak rasa percaya diri. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk menggunakan media sosial dengan bijak, memastikan bahwa media tersebut tetap autentik dan tidak terjebak dalam pencitraan yang tidak realistis.

4.Fleksibilitas Identitas di Dunia yang Multikultural

Di dunia yang semakin terhubung, seringkali kita dihadapkan pada beragam budaya dan norma sosial. Masyarakat modern, yang multikultural, memberikan ruang bagi individu untuk mengintegrasikan berbagai aspek budaya ke dalam identitas mereka. Fleksibilitas ini dapat menjadi kekuatan dalam pembentukan identitas diri, karena memungkinkan individu untuk mengembangkan sikap toleran, terbuka terhadap perbedaan, dan menghargai keberagaman. Namun, hal ini juga dapat menimbulkan kebingungan ketika nilai-nilai yang ada dalam budaya asli seseorang berbeda dengan nilai yang ditemukan dalam budaya lain. Oleh karena itu, penting untuk memiliki dasar identitas yang kuat dan tetap menghargai keberagaman tanpa kehilangan keutuhan diri.

Menjaga Keseimbangan antara Kehidupan Digital dan Kehidupan Nyata

Teknologi digital dan kehidupan online memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam berbagai aspek, namun seringkali kita terjebak dalam dunia maya, sehingga mengabaikan interaksi sosial langsung dan kehidupan nyata. Mengelola identitas diri yang sehat memerlukan keseimbangan antara interaksi digital dan kehidupan sosial di dunia nyata. Hubungan yang dibangun secara langsung melalui percakapan tatap muka, kegiatan sosial, dan interaksi fisik tetap memiliki peran penting dalam pengembangan identitas diri. Ini membantu individu untuk tetap membumi, merasa terhubung dengan orang lain, dan mendapatkan umpan balik langsung yang lebih autentik.

Peran Pendidikan dalam Pembentukan Identitas Diri

Pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan identitas. Di sekolah, kampus, atau melalui pelatihan profesional, individu belajar tentang nilai-nilai sosial, etika, dan cara berinteraksi dalam berbagai situasi. Pendidikan yang baik memberikan kesempatan individu untuk mengeksplorasi berbagai bidang, menemukan minat dan bakat mereka, serta mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja. Lebih dari itu, pendidikan juga mengajarkan individu untuk berpikir kritis dan mandiri, yang sangat penting dalam menentukan siapa mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat.

Pentingnya Pengembangan Diri yang Berkelanjutan

Pembentukan identitas diri bukanlah proses yang selesai dalam satu waktu. Dalam masyarakat modern yang terus berubah, identitas diri juga harus bersifat dinamis dan mampu beradaptasi. Pengembangan diri yang berkelanjutan, seperti mengikuti pelatihan, membaca, atau mengeksplorasi minat baru, sangat membantu individu dalam memperluas wawasan dan memperkaya identitas mereka. Ini memberi kesempatan bagi individu untuk terus berkembang, belajar dari pengalaman, dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar mereka.

Tantangan dalam Membangun Identitas Diri yang Sehat

Meskipun ada banyak kesempatan untuk mengembangkan identitas diri di masyarakat modern, tantangan tetap ada. Beberapa di antaranya adalah:

Tekanan Sosial yang Berlebihan : Media sosial dan tekanan kelompok dapat menyebabkan individu merasa tidak cukup baik atau selalu harus mengikuti tren untuk diterima. Hal ini bisa merusak rasa percaya diri dan berujung pada ketidakpuasan diri.

Konsumerisme dan Standar Kecantikan : Industri iklan dan media seringkali mempromosikan standar kecantikan atau kesuksesan yang tidak realistis. Individu yang terpengaruh bisa merasa tertekan untuk memenuhi standar ini, mengabaikan keunikan dan keaslian diri mereka.

Kehilangan Arah atau Krisis Eksistensial : Kehidupan yang penuh dengan pilihan dan kemungkinan bisa membuat seseorang merasa kebingungan dan kehilangan arah. Tanpa nilai dasar yang jelas, individu mungkin merasa terombang-ambing dan kesulitan dalam menentukan identitas diri yang konsisten.

Identitas diri adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara faktor psikologis dan sosial yang berkembang sepanjang kehidupan. Dalam masyarakat modern, pembentukan identitas diri dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perubahan sosial, teknologi, pendidikan, dan hubungan interpersonal. Mengelola identitas diri dengan baik memerlukan kesadaran diri, dukungan sosial yang kuat, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar kita. Dengan memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi tantangan yang muncul, individu dapat membentuk identitas diri yang autentik, seimbang, dan siap menghadapi dunia yang terus berkembang.

Referensi 

1. Castell, M. (2010). Kekuatan Identitas: Era Informasi -- Ekonomi, Masyarakat, dan Budaya (Vol. 2). Oxford: Wiley-Blackwell.

2. Baumeister, RF, & Leary, MR (1995). "Kebutuhan untuk Memiliki: Keinginan untuk Keterikatan Interpersonal sebagai Motivasi Fundamental Manusia." Buletin Psikologis, 117 (3), 497--529.

3. Giddens, A. (1991). Modernitas dan Identitas Diri: Diri dan Masyarakat di Akhir Zaman Modern. Cambridge: Polity Press.

4. Taylor, C. (1991). Etika Keaslian. Cambridge: Harvard University Press.

5. Schwartz, SJ, Zamboanga, BL, & Weisskirch, RS (2008). "Memperluas Studi tentang Diri: Mengintegrasikan Studi tentang Identitas Pribadi dan Identitas Budaya." Kompas Psikologi Sosial dan Kepribadian, 2 (2), 635--651.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun