Bulan Ramadhan tahun lalu, saya tertarik untuk mengikuti program samber THR nya kompasiana. Program ini mewajibakan kompasianers untuk menulis rutin setiap hari selama bulan Ramadhan sesuai dengan tema yang ditentukan. Saat membaca informasi samberTHR saya begitu bersemangat dan berniat untuk mengikutinya.
Di hari pertama saya berhasil menulis. Dan waktu itu viewernya cukup banyak, sampai ribuan kalau tidak salah. Saya makin antusias karenanya. Namun ternyata tekad saya kurang begitu kuat. Begitu masuk ke hari kedua, semangat menulis saya turun drastis. Jangankan menulis, kepikiran untuk menulis pun tidak.
Saya sendiri tidak paham mengapa. Padahal sekitar lima bulan sebelum puasa, saya mengikuti challenge one day one post. Di challenge itu saya harus menulis satu tulisan setiap harinya, dan saya berhasil melakukannya selama dua bulan berturut-turut.
Semangat menulis saya yang turun drastis ini berlanjut ke hari-hari puasa sebelumnya. Namun di tengah-tengan Ramadhan, semangat menulis Ramadhan saya bangkit kembali. Akhirnya saya menulis lagi, namun tidak saya posting di kompasiana, melainkan di blog pribadi saya.
Waktu itu saya merasa malu untuk melanjutkan challenge samberTHR nya kompasiana, soalnya saya sudah kalah telak di awal. Waktu itu saya berjanji, seusai lebaran saya akan lebih rajin menulis lagi. Saya akan mempersiapkan diri saya untuk mengikuti challenge samberTHR kompasiana di tahun depan bila diadakan kembali.
Selepas lebaran, saya memang mulai aktif menulis. Blog saya diterima adsense, saya bikin blog baru berniche yang pageview perharinya ada ratusan, dan saya pun banyak menerima content placement di blog pribadi. Semua hal itu berlangsung hingga Ramadhan tahun ini.
Makanya, saya sempat melupakan kompasiana hampir setahunan. Saya lupa dengan tekad mengikuti samber THR kompasiana di bulan puasa tahun ini. Untungnya saya masih aktif di twitter, dan saat hari kedua puasa, saya menemukan twit dari akun kompasiana tentang program samber THR 2019.
Wah tentu saya kaget bukan kepalang. Saya benar-benar lupa saat itu. Saya lupa untuk mengecek kompasiana sebelum-sebelum puasa. Ternyata challenge samberTHR diadakan lagi. Waktu itu tanpa pikir panjang saya langsung baca persyaratan yang ada dan membuat tulisan sesuai tema yang diminta. Akhirnya di hari kedua saya bisa mengupload tulisan di kompasiana dalam program samberTHR.
Waktu itu saya cukup menyesal, karena saya terlambat mengikuti satu hari. Akibatnya saya jadi tidak bisa memenangkan hadiah utama samberTHR. Tapi, dari hal itu saya bertekad untuk terus konsisten menulis setiap hari di kompasiana sesuai tema yang diberikan.
Dan ya, pada akhirnya saya berhasil menyelesaikan tantangan ini. Tantangan untuk menulis satu bulan full.
Bulan Ramadhan selalu menginspirasi setiap tahunnya. Ada saja hal-hal yang terjadi paduku yang membuat aku mendapat hikmah di bulan yang penuh ampunan ini. Gara-gara Ramadhan tahun lalu saya jadi lebih aktif menulis, mampu menghasilkan uang dari tulisan dan menikmati bagaimana nikmatnya hobi yang dibayar.
Ramadhan benar-benar menginspirasiku. Di bulan Ramadhan kali ini, saya sudah berkeluarga. Saya baru saja menikah tepat sebulan sebelum lebaran. Jadi di puasa tahun ini saya menyesuaikan diri dengan kehidupan baru.
Di kantor, saya merupakan satu-satunya orang yang ada di divisi saya. Padahal harusnya dalam divisi saya terdiri dari dua orang. Makanya pekerjan saya seringkali menumpuk dan bikin pusing. Akibatnya saya banyak mengorbankan beberapa hobbi saya, salah satunya mengurus blog. Blig saya sendiri terakhir saya urus adalah sesaat sebelum menikah dan hingga hari ini belum saya sentuh sama sekali.
Namun dari berbagai halangan diatas, saya bisa tetap rutin menulis selama bulan puasa ini. Bulan Ramadhan kembali menginspirasiku dan mengajarkan saya bagaimana cara efektif dalam mebagi waktu. Baik waktu untuk pribadi, waktu untuk keluarga, waktu untuk hobi, waktu untuk berkarya, waktu untuk bersosialisasi dan waktu untuk pekerjaan.
Entah kenapa selepas Ramadhan saya merasa menjadi pribadi yang sedikit lebih baik dari sebelumnya. Saya merasa lebih kuat dan dewasa dalam menjalani hidup. Namun ada satu hal yang saya sesali hari ini, yaitu kenapa bulan Ramadhan pergi engan begitu cepat.
Ya Tuhan, semoga aku kembali dipertemukan di Ramadhan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H