Mohon tunggu...
Holifatul Hasanah
Holifatul Hasanah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tadris Ips 2 IAIN Jember

Sebuah PERMATA Tidak Akan Bisa Dipoles Tanpa Gesekan, Demikian Juga Seseorang Tidak Akan Bisa SUKSES Tanpa Tantangan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Filsafat Progresivisme dan Tokoh-tokoh Pemikirannya

14 Mei 2020   18:55 Diperbarui: 14 Mei 2020   18:47 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

  1.Pengertian Filsafat Progresivisme

Aliran progrisivisme berasal dari kata "Progresif" yang berarti maju, sehingga aliran progresivisme lebih mengutamakan masa depan dan cenderung untuk meninggalkan masa lalu. Aliran progrisivisme mempunyai citi-ciri antara lain sebagai berikut:

-Bahwa manusia mampu menghadapi lingkungan atau dunia yang bersifat kompleks dan dinamis dengan menggunakan pikiran dan kekuatan nya sendiri, dan aliran progresivisme ini berkembang pesat pada abad ke 20 dalam dunia pendidikan 

Hubungan aliran progresivisme dengan aliran-aliran yang lain:

-Aliran Materialisme 

-Aliran Naturalisme

-Aliran Eksperimentalisme

-Aliran Instrumental is me

-Aliran Environmentalism

-Aliran Pragmatisme

2.Toko-Tokoh Aliran Progresivisme 

1.William James:James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup, dan dia menegaskan agar fungsi otak atau fikiran itu dipelajari sebagai bagian dari kata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam, jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa prakonsepsi teologis, dan menempatkan nya diatas dasar ilmu Prilaku

2.John Dewey:Teori Dewey tentang sekolah adalah progresivisme yang lebih menekankan kepada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri, progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas

3.Godfrey Kneller 

Menurut Kneller, prinsip-prinsip progresivisme adalah pendidikan itu seharusnya kehidupan bukan persiapan untuk hidup. Adapun sistem belajar harus dikaitkan dengan Minat dan kebutuhan siswa, serta memuat berbagai metode pemecahan masalah (Problem Solving) terhadap masalah hidup. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun