3.Integrasi dengan Ilmu Pengetahuan Lain
Pemisahan antara Agama dan Ilmu Pengetahuan
Sering kali, pendidikan agama Islam terpisah dari mata pelajaran lain, sehingga siswa tidak dapat melihat hubungan antara nilai-nilai agama dan ilmu pengetahuan. Ini dapat mengakibatkan pemahaman yang sempit tentang keduanya.
4.Minimnya Sumber Belajar yang Menarik
Keterbatasan Materi Ajar
Banyak sekolah mengalami kesulitan dalam menyediakan sumber belajar yang menarik dan relevan. Keterbatasan buku dan materi ajar yang berkualitas dapat menghambat proses pembelajaran yang efektif.
Adapun solusi inovatif nya:
1.Kurikulum Fleksibel Berbasis Konteks
Salah satu solusi inovatif yang dapat diterapkan adalah Kurikulum Fleksibel Berbasis Konteks. Dalam pendekatan ini, materi ajar disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya, dan lingkungan siswa. Misalnya, pengajaran tentang nilai-nilai Islam dapat dikaitkan dengan isu-isu lokal seperti lingkungan, toleransi, dan keadilan sosial. Dengan cara ini, siswa akan merasa lebih terhubung dengan materi yang diajarkan.
2.Program Pengembangan Profesional Berkelanjutan
Untuk meningkatkan kualitas pengajaran, sekolah dapat meluncurkan Program Pengembangan Profesional Berkelanjutan. Program ini dapat mencakup pelatihan rutin, workshop, dan seminar yang mengedukasi pengajar tentang metode pengajaran yang efektif, serta pemahaman mendalam tentang agama. Selain itu, mentor atau pembimbing yang berpengalaman dapat diundang untuk memberikan bimbingan kepada pengajar.