[caption id="attachment_154259" align="alignnone" width="480" caption="Sayyed EP"][/caption] Hikmah Dibalik kesalahan dan Lupanya Rasulullah?
Sayyed EP BikaiLaRobbi. inc
Tidak dipungkiri bahwa Rasulullah Muhammad adalah sosok publik figur yang paling banyak dibicarakan manusia sejagat raya ini. Sosok mulia yang memang tidak memiliki aib baik dari sisi lahir maupun batin. Pun begitu, tak jarang  kita sering mendengarkan  klaim-klaim negatif terkait pribadi dan kehidupan  sang Nabi, bahkan dari golongan muslim yang mengaku  paling relegius dan berpegangan dengan Alqur’an dan Sunnah nabinya.Â
Â
Penilaian relative dari manusia awam memang sangat bertentangan dengan penilaian khusus dari mereka yang memahami jiwa Muhammad dari hakikat yang sebenarnya.  Toh bagaimanapun sebenarnya  tidak ada yang mampu memahami derajat kemuliaan pribadi Muhammad secara benar-benar benar.
Â
 Bukankah untuk menilai sesuatu pastinya penilai harus memiliki kriteria diatas orang yang di nilai atau uji? Karenanya hanya Alllah Swt lah yang tahu siapa sebenarnya sang Kekasih Sejati ini. Masalah keterjagaan Muhammad dari segala bentuk dosa baik kecil maupun besar adalah sebuah keniscayaan dari predikat al’masum yang disematkan Allah Swt untuk semua nabinya.
Bagaimana mungkin orang yang selalu terjaga dari dosa bisa melakukan hal-hal yang salah  dan negatif? Bukankah tidak sedikit umatnya dari manusia biasa khususnya para praktisi Tazkiyah Nafs ( Golongan orang yang konsentrasi menjaga dirinya dari semua sifat tercela) juga  hampir tidak pernah  melakukan sesuatu yang dilarang (haram), bahkan menjauhi segala amalan walaupun sebatas perkara yang makruh maupun mubah yang masih diperdebatkan (subhat). Mereka  sangat inten untuk memasung diri dari  semua gerak-geriknya kecuali amalan tersebut adalah perkara yang wajib dan sunnah saja. Kesalahan Muhammad Fakta mengenai kesalahan Muhammad telah banyak di singgung, baik itu dalam Al-qur’an maupun atsar Hadis yang diriwayatkan para sahabatnya.
Â
Bukankah Muhammad pernah mensholati, mendoakan, mengubur dan memberi salah satu bajunya untuk dijadikan kafan Raja Munafik –Abdullah bin ubai bin salul- hanya karena anaknya raja munafik tersebut merupakan salah satu sahabat loyal sang nabi? Bukankah Muhammad pernah sholat dengan mengenakan sandal yang najis?  Muhammad juga pernah lupa untuk menggenapkan sholat Duhur empat rakaat, sehingga Sahabatnya –Dzul yadain- harus menegur kesalahan itu? Dan masih banyak lagi kesalahan dan keluputan yang sejatinya adalah hal yang fatal bagi seorang Nabi? Ada apa dengan sifat keterjagaan (ma’sum) Muhammad, sementara kita meyakini  se yakin-yakinnya bahwa  Allah swt sangat total dalam menjaga kehormatan derajat dan kemulian sang nabi.
Â
Jika faktanya memang pernah melakukan hal yang tidak lazim dan itu merupakan aib yang besar. Apakah masih laik  gelar sang Kekasih sejati, al’ma’sum, sang nabi dan Rasulullah ini disematkan kepada Muhammad!! Muhammad pun mengakui bahwa dirinya pernah lupa : Saya juga bisa lupa ( sengaja dilupakan oleh Allah) seperti kalian semua, jika memang saya lupa maka ingatkanlah saya ( HR BUKHORI)?? Muhammad Tidak Salah dan Tidak Lupa! Masalah lupa atau kelupaan yang kadang muncul dari pribadi nabi tidaklah menjadikan beliau tercela atau turun derajatnya, karena yang dimaksud lupa disini adalah lupa bukan karena tidak terjaga atau tidak konsentrasi dengan sang maha melihat dan waspada, melainkan sengaja dilupakan Allah untuk dijadikan hukum-hukum  syariah yang benar. Sebaliknya, manusia biasa akan kerap lupa dan memang pangkal dari lupa dan kesalahan.Â
Dalam diskursus Ushul fiqih , bahwasanya semua gerak-gerik amalan keseharian  Muhammad - sebagai sohibussyariah -  dihukumi sebagai sesuatu yang wajib dan diganjar dengan pahala wajib (70 kali lipat dibanding pahalala sunnah). Kok bisa?  Ia, Muhammad di utus untuk memberikan penjelasan -tabligh-  kepada umatnya tentang masalah-masalah kehidupan, baik  terkait ibadah maupun muamalah antar manusia.
Â
Jika kita menyadari  bahwa semua yang dilakukan oleh Muhammad -baik itu kelihatannya salah atau lupa-   akan berimbas pada penjelasan dan pelajaran hukum-hukum syariah, maka jelas sudah bahwa Muhammad sengaja diberi sifat lupa bukan karena hatinya yang alpa. Melainkan karena keluputan dan kesalahan tadi sekaligus memberikan pelajaran kepada para sahabatnya agar ketika mereka lupa atau salah dapat mengikuti bagaimana cara yang  benar dan sesuai ajaran Nabi. Dan ini merupakan salah satu cara dakwah para Nabi kepada umatnya. So, sebenarnya semua sekenario dari sosok  Muhammad ini diserahkan kembali kepada Sutradara  Kehidupan ini. karena DIA lah yang mengatur segala-galanya. Wallahu A’lam Cirebon G– Unit Dorm 08 01 2012 – Ingatan Lama, harap hati-hati dan koreksi lagi sebelum ada apa-apa!!!!
..  —------_______--------_____________
baca Koreksi Fakta fakta Wahabi dan Syiah dalam Lanjutan  serial ekstase Permanen :Â
Â
Tidur disamping Jasad Rasulullah
Â
Â
Â
Â
Â
Rahasia dibalik Kegelisahan Abid
Â
Â
Omong Kosong (Corrupted X Files)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H