[caption id="attachment_115851" align="alignnone" width="549" caption="www.google.co.id"][/caption]
Cobaan yang paling membunuh karakter manusia sejati ternyata bukan lagi terbatas godaan lahir seperti materi dansejenisnya seperti yang sering aku tulis dalam catatan sebelumnya. Walaupun hal itu sangat berperan aktif membawaku dalam kealpaan tiada henti. Sesuatu yang yang membelokkan niat dan ketajaman pandangan hati itu kerap mendominasai kala aku sengaja menyibukkan diri dengan rutinitas yang memang harus aku tekan keberadaannya. Langkah ini semakin lunglai ketika peta yang dulu aku bawa kemanapun aku pergi sengaja digantikan dengan peta-peta lain yang belum terverifikasi atau tidak sepenuhnya aku fahami. Ternyata buku dan kecerdasan akal tidak bisa dijadikan patokan menembus batasan yang telah aku targetkan.
Sisi konservative memperbudak fikiran dasar tanpa dibarengi dengan pemahaman akan aktualisasi teori-teori positif masa lalu dengan kenyataan kehidupan masakini. Untuk bisa kembali melejit pada tingkatan yang dijejaki para penikmat jajanan khalwah (manisan) yang pernah dibagi-bagikan secara gratis kala itu, memang bukan sebuah persoalan mudah. Cahaya yang begitu nyata membuat semua mata berkaca-kaca, mengapa dia begitu maksimal meresapi makna-makna yang tersirat pada setiap anugrahNYa?
Hal kecil yang dijalaninya sepenuh hati membangunkan alam bawah sadarku yang sering memimpikan sebuah anugrah agung dengan mengaggap remeh sesuatu yangsebenarnya sangat menunjang dalam menjalani proses keberhasialan besar dan nyata. Meminimalisir rasa benci dan meningkatkan derajat cinta universal adalah cara yang sangat membantu meningkatkan pijar baru yang akan membawa kita menuju terbukanya rahasia-rahasia hakikat cinta yang hanya diketahui oleh mereka para pecinta sejati.
Kenyataannya, mengapa rasa ingin ‘dicap lain’ serta dengki dan kebencian masih saja berperan aktif melumuri setiap daily activity membakar semua kebaikan lahir dan batin hingga menjadikannya sebuah pekerjaan sia-sia dan omong-kosong yang sebenarnya.
Sesungguhnya aku sangat merindukan tangis dan jeritan para penikmat dosa yang samar!!
Dimanakah gerangan para penikmat dosa yang samar sementara dosa yang jelas dan terang benderangpun seakan aku tidak pernah merasakan akibatnya!? Bilakah aku merasakan khalwah (manisan) yang sering mereka tawarkan dengan harga yang selangit itu - my biggest questionmark -
*Kangen di amuk para guru mulia yang sanggup menjelajahi kebusukan hati para loyalistnya : shdyhdrmy ltd
[caption id="attachment_115852" align="aligncenter" width="100" caption="Maha Melihat"][/caption] Nb: iklan tak diundang ada apa gerangan kawanm, mengobral murah rahasia perempuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H