Mohon tunggu...
Ayep Zaki
Ayep Zaki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kedaulatan Pangan Pasti Terbukti
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi sosok pribadi yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama

Selanjutnya

Tutup

Money

Menyongsong Era Ekonomi yang Berkeadilan di Bumi Pancasila

4 Oktober 2018   20:17 Diperbarui: 4 Oktober 2018   20:44 1580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan kemakmuran yang berkeadilan ini, berakar dari pertumbuhan sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Persoalan pangan menjadi persoalan yang sangat vital, hal ini diingatkan juga oleh presiden pertama kita saat peletakan batu pertama gedung IPB pada tanggal 27 April 1952 yang terus terngiang dalam memori nasional, bahwa: "...Rakyat Indonesia akan mengalami celaka, bencana, dan malapetaka, dalam waktu yang dekat kalau soal makanan rakyat tidak segera terpecahkan. Sedangkan soal makan rakyat ini bagi kita adalah soal HIDUP dan MATI..."-Ir. Soekarno.

Jadi pertanyaan kapan menanam Pohon Kemakmuran Indonesia ini? Jawabnya, oleh karena syarat tumbuhnya sudah memenuhi, maka saatnya pemerintah beserta rakyat seumumnya berjibaku menyegerakan upaya peningkatan kesejahteraan para petani melalui optimalisasi tata kelola sektor pertanian, perikanan, dan peternakan yang terintegrasi secara penuh. 

Saya sangat meyakini bahwa hal ini pasti berhasil karena dalam skala kecil, hal ini sudah terbukti. Artinya, pola pembuktian sudah ada. Saya sangat menyadari bahwa Ilmu atau konsep yang benar adalah konsep yang didukung oleh bentuk contoh dan data lapangan. Mari optimisme kemakmuran Indonesia, kita bangun. Kita meyakini, bahwa sejatinya pohon kemakmuran itu adalah Rakyat Indonesia sendiri yang merindukan kemakmuran sesuai dengan harapan Penciptanya.

Pernyataan K.H. Ma'ruf Amin, pada saat menghadiri acara Konsolidasi Organisasi Menjelang Satu Abad Nahdlatul Ulama yang digelar di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (15/9), tidak hilang dari benak saya. Menurut Kiai Ma'ruf, berdasar pada sila kelima itulah arus baru ekonomi Indonesia akan berusaha mengikis berbagai disparitas antara kaum pemilik modal besar dengan pemodal kecil, antara produk global dan lokal, serta antara yang kaya dan yang miskin. 

Beliau menegaskan bahwa Pada hakikatnya arus baru ekonomi Indonesia berakar dari sila kelima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pernyataan ini merupakan reinforcement terhadap apa yang saya yakini dan terhadap apa yang telah, sedang, dan akan saya kerjakan dalam membangun cita besar kemakmuran ini melalui peningkatan produktivitas para petani hingga 35%, dengan menggunakan temuan baru Teknologi Nutrisi Esensial yang sudah diuji coba selama satu tahun lebih di 16 provinsi dalam skala kecil dan terbukti BERHASIL. 

Saya sangat optimis, dengan kegiatan ini, 3 sampai dengan 5 tahun ke depan, Ketahanan Pangan Nasional Indonesia akan segera terwujud. Kegiatan uji coba ini terselenggara dengan TIDAK menggunakan anggaran APBN/APBD, cukup dengan Regulasi dari pemerintah melalui instansi-instansi terkait.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dengan demikian, sungguh sesuatu yang bisa dikatakan dayung bersambut, di suatu sisi saya optimis dengan kemakmuran bangsa Indonesia ini melalui peningkatan kesejahteraan para petani sebagai akar dari pohon kemakmuran Indonesia itu sendiri, disisi yang lain, Pemerintahan Indonesia saat ini mengumandangkan program ekonomi berkeadilan dan arus baru ekonomi Indonesia yang berdasar sila kelima Pancasila. Untuk itu, kolaborasi antar para pengusaha yang peduli akan kemajuan ekonomi Indonesia ini dengan program-program pemerintah dalam menyongsong era ekonomi berkeadilan, adalah sesuatu yang doable akan membentuk sebuah arus baru ekonomi Indonesia yang tahan terhadap segala dampak dari perubahan zaman. Saatnya kita berpikir dan bertindak untuk Indonesia Raya lebih maju. Saatnya kita berupaya membangun narrow-gap kesenjangan ekonomi dan sosial bangsa Indonesia ini yang sudah demikian menganga. Jikalaulah problem bangsa yang mengakar ini tidak tuntas terselesaikan maka kita sebagai penghuni dari negara ini, secara tidak sadar, telah menggunting dalam lipatan.Semoga dengan lahirnya para pemimpin yang jujur, ikhlas, dan amanah, yang didukung oleh semua elemen masyarakat, bangsa Indonesia bisa maju berderap menyongsong era ekonomi yang berkeadilan.


H. Ayep Zaki
Pemberdaya UMKM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun