Mohon tunggu...
Aydi Rainkarnichi
Aydi Rainkarnichi Mohon Tunggu... -

Terkadang lebih baik menjadi karakter fiksi saja..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Jino Mencoret Dahi

4 Maret 2016   07:55 Diperbarui: 4 Maret 2016   08:07 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itu J," jawab si paman.

"J? Jessica?"

"Jini."

"Oh."

"Ngopi lah ya. Jini tadi yang bikin lho. Yang punya cafe sebelah, spesial."

"Nggak ngopi  ah, nanti saja, kapan-kapan."

"Lagi sibuk ya? Nganterin film? Masih jaman begituan? Hahahaa."

"Lumayan. Masih dibutuhkanlah, Om Jono. Eh iya, flashdisk-nya beres?"

"Beres. Nih! Hanya kerusakan kecil."

Seraya kutatap giginya yang hilang dua biji. "Terima kasih, Om-Pong, hehee," kuterima flashdisk milik rekanku itu yang berisi file film berjudul Presiden Merah Jambu Tersipu Malu yang hendak tayang besok. Ya, Presiden negeri Entuh Berentuh ke 808 ini adalah sosok wanita bertalenta Isyana Sarasvati hendak dilamar kekasihnya --hm, sayang sekali para jomblo. Wapresnya bernama Raditya Dika yang juga mak comblangnya. Hahahaa, ngaco. Cuman dalam film kok, saksikan saja besok.

Terenyuh dalam lamunan. Terngiang senyuman. Oh, Isyana Sarasvati, kau adalah yang terindah... --jomblo baper detected. :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun