Mohon tunggu...
Arie Yanwar
Arie Yanwar Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya seorang rakyat yang peduli kepada negerinya tercinta

Menulis sebagai bentuk apresiasi pada pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melahirkan di Inggris (2): "The Power of Emak-emak"

4 Juni 2018   05:52 Diperbarui: 4 Juni 2018   10:38 2650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bidan juga menyarankan untuk menggunakan paracetamol untuk mengurangi rasa sakit. Terus terang waktu anak pertama, tidak ada dokter yang merekomendasikan penggunaan pain kiler seperti paracetamol, jadi ya sudah sakitnya ditahan saja dengan cara tarik nafas dan kamipun pulang ke rumah.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Keesokan harinya, hal yang sama terjadi lagi plus rasa sakit sepertinya makin menjadi. Walau istri saya merasa masih sanggup menahan sakit, tapi berhubung ada ortu di tempat saya dan sepertinya ibu mertua gak tega lihat anaknya kesakitan, yowes saya telepon rumah sakit dan meluncurlah kami ke sana.

Sampai di ruang periksa sang bidan langsung mengatakan bahwa ini belum saatnya lahir hanya dari raut muka istri. Weleh, bidannya canggih juga ya padahal masih muda, kalau di Indonesia mungkin cuma yang senior doank yang bisa pede ngomong kayak gitu.

Si bidan pun menawarkan periksa dalam, walau istri saya sebenernya gak mau, tapi dasar suami ngeyelan saya iya kan saja. Dan ternyata memang pembukaannya naik jadi 2. 

Kali ini istri benar-benar di suruh mengkonsumsi paracetamol dengan dosis 1 gram setiap 4-6 jam sekali. Bidan mengatakan bahwa paracetamol tidak akan menghilangkan kontraksi tapi bisa menekan rasa sakit sampai setidaknya pembukaan 4.

Dan jika memang sudah saatnya, maka rasa sakit tidak akan bisa ditahan oleh apapun juga alias paracetamol juga gak bakal mempan. Ok, kami pun nurut kali ini dan istri saya pun minum paracetamol 2 tablet 500 mg sekali minum.

Beruntungnya ketika pulang lagi, supir taxi yang mengantar kami melihat bahwa kami muslim sama seperti dia, sehingga dia menawarkan jika harus ke RS lagi maka telepon dia saja langsung karena taxi bisa saja lama.

Memang taxi penuh ketidakpastian, kadang kala bisa cepet kadang kala mesti nunggu dan bisa sampai 1 jam nunggunya. Maklum kota tempat kami tinggal tidak ada uber atau jasa transportasi online kayak di kota besar seperti London.

Waktupun berlalu selama 2 hari tanpa ada sakit karena kontraksi, karena istri terus minum paracetamol setiap 6 jam sekali. Kamipun melanjutkan aktifitas jalan kaki terus menerus keliling kota Exeter sampai kaki cenut-cenut. 

Baru pada hari ketiga yaitu Rabu, istri saya mulai merasa kesakitan, tapi berhubung saya tahu dia tidak minum paracetamol dalam 8 jam terakhir ya saya anggap santai saja.

Bahkan ketika melihat ada darah segar keluar dalam jumlah sedikit pun masih saya anggap normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun