Mohon tunggu...
Arie Yanwar
Arie Yanwar Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya seorang rakyat yang peduli kepada negerinya tercinta

Menulis sebagai bentuk apresiasi pada pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melahirkan di Inggris: Pasien BPJS Rasa VIP

1 Juni 2018   19:59 Diperbarui: 4 Juni 2018   10:40 3554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu pertama kali bertemu bidan, si bidan benar-benar melakukan interview menyeluruh sama istri saya. Sekitar 2 jam lah konsultasi pertama karena bidan memang bertanya segala macam pertanyaan dari mulai yang kami anggap penting sampai yang pertanyaan sepele yang sekilas terdengar konyol seperti "are you happy with this pregnancy?", "do you expect the child?", "are you happy with your first born?", etc. Kedengarannya konyol memang, tapi ini UK bo, dimana aborsi adalah hal yang legal, so .... Mangut-mangut bae lah.

Sampai ketika istri cerita bahwa dia pernah di sunat yang mana merupakan suatu hal yang wajar di Indonesia setidaknya pada jaman old, dan muka si bidan langsung berubah 180 derajat. Duh, ada apa pula ini???

Ternyata sunat pada perempuan merupakan suatu tindakan illegal di UK, jadi muncul dah 1001 pertanyaan dari mulai siapa pelakunya, dimana, bagaimana perasaan istri saat ini, wah pokoe aneh-aneh deh.

Dan masalah sunat ini gak cuma berhenti disitu saja, terutama pasca USG yang menyatakan bahwa calon bayi kami adalah perempuan. Udah deh, makin ribet urusan, sampai akhirnya kami mendapat kunjungan dari petugas sosial. 

Kami di interogasi bahkan harus membuat pernyataan yang bisa menyakinkan si petugas bahwa si bayi tidak akan di sunat dan sebagai ayah dari si bayi saya harus bisa mencegah jangan sampai ada pihak yang menyunat si bayi walaupun keinginan tersebut datang dari keluarga kami sendiri (orang tua atau kakek-nenek) karena kalau ketahuan si bayi di sunat, maka dapat 'imbalan' menginap di hotel prodeo selama 14 tahun.

Singkat cerita saya berhasil menyakinkan si petugas sosial bahwa si bayi tidak akan di sunat, lagian siapa juga yang mau nyunat, lha wong perempuan gak ada kewajiban untuk disunat toh.

Kembali lagi ke pemeriksaan kehamilan, di UK proses monoton seperti di Indonesia untuk anak pertama kami sama sekali tidak terjadi. Pemeriksaan USG hanya terjadi maksimum 2 kali selama proses kehamilan, kecuali memang dibutuhkan. 

Cek USG pertama untuk melihat keberadaan si bayi dan itu di minggu 12 sedangkan yang kedua di minggu 22 untuk mencek organ tubuh si bayi dan tentu saja jenis kelamin. 

Sayang pada saat cek USG ke dua bidan yang melakukan USG tidak bisa melakukan konfirmasi 100% bahwa kelamin si bayi adalah perempuan, tapi bagi mereka sudah cukup untuk dinyatakan perempuan. Yowes lah terima saja.

Istri juga selalu diperiksa darahnya, sampai ke pemeriksaan genetik. Malah jadi ketahuan kalau istri saya adalah carier talasemia, padahal sebelumnya kami gak pernah tahu, maklum kehamilan pertama tidak ada pemeriksaan seperti itu, termasuk juga pemeriksaan genetik untuk mengetahui pontensi munculnya syndrome dari si bayi seperti down syndrome atau kelainan yang lain.

Alhamdulilah kemungkinannya kecil untuk terjadi syndrome pada si bayi yaitu 1 banding sekian puluh ribu (lupa angkanya). Berhubung istri saya ketahuan sebagai carier talasemia, maka saya pun harus diperiksa darahnya, karena kalau saya juga carier talasemia, maka kemungkinan anak kami terkena talasemia semakin tinggi yaitu 1:4 sehingga harus konsultasi dulu sama dokter untuk diberi tindakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun