Mohon tunggu...
Ayu Rurisa
Ayu Rurisa Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi Teknik Mekanika

Environtmentalist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bedah Novel Perahu Kertas karya Dee Lestari

24 Februari 2018   20:28 Diperbarui: 12 September 2020   08:16 7259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 "Keviiin ... kok lu lelet, siiih? D3 tapi udah mau empat tahun dan masih belum menunjukkan gejala kelulusan. Kalah sama Kugy yang S1," timpal Karin lagi sambil menjitak kepala Kevin, adik laki-lakinya."(halaman pdf 234).

Selain aspek keluarga, alasan pengarang dapat menjelaskan secara rinci latar tempat (Bandung) dalam novel ini daripada novel-novel sebelumnya karena Dee juga lahir, tinggal, bahkan menimba ilmupun di Bandung. Dalam sebuah artikel hasil interview dengan pengarang novel ini, Dee mengakui bahwa ia telah gemar menulis cerita sejak duduk di bangku SD.

"Saya mulai menulis "novel-novelan" sejak kelas lima SD, dan sering mengkhayal cerita-cerita bahkan lebih muda dari itu. Setelahnya saya menulis terus sebagai hobi, sampai lulus kuliah, berkarier di bidang musik, dan akhirnya tahun 2001 saya menerbitkan buku (Supernova episode Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh)."(diambil dari http://dee-interview.blogspot.co.id/)

Permasalahan rumah tangga yang dialami pada cinta segitiga antara Lena (Ibu Keenan), Adri (Ayah Keenan), dan Pak Wayan (Sahabat dekat Lena) yang menceritakan kisah romansa Lena dan Wayan sebagai Kugy dan Keenan versi lampau, Lena tidak dipersatukan dengan Wayan dengan alasan Keenan yang telah bersemayam di perutnya hingga Lena terpaksa untuk menjalin rumah tangga dengan Adri. Meskipun keduanya tidak saling berjumpa selama bertahun-tahun, fakta bahwa perasaan masing-masing masih hidup tidak bisa membuka kemungkinan keduanya untuk saling melupakan.

Hal yang sama juga terjadi pada pengarang novel ini. Dee resmi bercerai dengan suaminya setelah usia pernikahannya yang tiga tahun dan mereka telah dikaruniai putra dengan nama Keenan. Setelah itu, Dee kembali menemukan tambatan hatinya,yang mana teman dekatnya dulu, seperti apa yang telah diilustrasikan Dee dalam novel ini.

Akan tetapi, tidak semua pembaca setuju bahwa kemiripan yang ada dalam novel ini dengan kehidupan nyata pengarang, mengindikasikan bahwa Dee benar-benar mengalami kisah ini. Karena dalam suatu interview, Dee pernah mengungkapkan,

"Ketika kita membuat fiksi bagus, (adalah) ketika kita berhasil membuatnya seperti non fiksi. Sebaliknya, ketika bikin non fiksi bagus, orang yang baca akan seperti membaca fiksi. Asik, ngalir."( Dikutip dari https://ulvi90.wordpress.com).

Terlepas dari itu semua, setia penulis memiliki ciri khas nya masing-masing dalam menyampaikan gagasannya.

Kehidupan sosial, kondisi psikis, dan permasalahan yang dialami oleh pengarang secara tidak langsung mengambil pengaruh besar dalam setiap cerita yang dihasilkannya. Bisa jadi mereka terinsipirasi dari konflik yang pernah mereka alami, bisa jadi pula tanggapan mereka tentang dunia nyata. Pada intinya, setiap tulisan mencerminkan pengarangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun