Luhde (kekasih sementara Keenan di Bali) sebagai gadis belia yang lugu, berparas ayu dengan senyum malu-malu, tutur katanya bijak, terkesan bagai sosok yang lembut dan ringkih.
"... Kugy tersentuh dengan kehalusan, kecerdasan, dan kedewasaan Luhde. Ia tak menyangka gadis yang terlihat lugu itu mempunyai pemikiran yang bijak dan mendalam, perasaannya halus sekaligus tajam, dan Luhde punya banyak keinginan untuk maju." (halaman pdf 376).
Selain tokoh yang tersebut, masih ada tokoh pendukung lainnya seperti Ojos, Bimo, Lena, Pilik, dan kawan-kawan, yang berperan sebagai pelengkap cerita agar menjadi lebih sedap untuk dinikmati. Pembagian peranan dan karakter dari masing-masing tokohnya begitu proporsional dan sama rata.
Secara garis besar, Jakarta, Bandung, dan Ubud adalah latar tempat utama yang diambil oleh novel ini, sementara Amsterdam sebagai pemanis di bagian pembuka. Secara mendetail latar yang digunakan tidak lain hanya berkutat di tiga daerah utama tersebut seperti, di Kos-kosan dan Kampus Kugy dan sahabat-sahabatnya, Warung Pemadam Kelaparan,dan Sakola Alit yang ada di daerah Bandung.
"...Udah makan malam belum? Pemadam Kelaparan yuk ..." (halaman pdf 53).
"Sekolah itu akan dinamai "Sakola Alit" dan akan mengambil tempat di alam terbuka di daerah perbukitan Bojong Koneng."(halaman pdf 80).
Ada Rumah Keluarga Kugy, Rumah keluarga Keenan, Rumah Wanda, Galeri Warsita, Perusahaan AdVocaDo, Pantai Ancol, dan Kantor Ayah Keenan yang ada di daerah Jakarta.
"Rumah asri yang terletak di daerah hijau di Jakarta Timur itu tampak lengang." (halaman pdf 15).
"...tulisan besar berwarna hijau daun di dinding batu: AdVocaDo. Segalanya masih serba baru. Berlokasi di derah perumahan Jakarta Selatan, gedung mungil dua lantai itu sangat artistik dan bergaya galeri."(halaman pdf 250).
"Warsita memang terkenal dengan koleksi karya-karya pelukis mapan, tapi nggak ada salahnya galeri ini juga memulai membuka peluang untuk pelukis baru." (halaman pdf 92).
"...perahu kertas yang dititipkan Remi padanya, malam bersejarah di pinggir Pantai Ancol..." (halaman pdf 362).