Sesampainya di dalam, nampak sekuriti menolehnya dan tampak memperhatikannya maklumlah baru beberapa pengunjung yang sepertinya yang diusir dari tempat itu, sambil bergumam dalam hati mungkinkah ia diusir dari tempat itu---ia masuk menuju tangga jalan yang memang tepat dimuka ada meja sang sekuriti, memang sudah menjadi alasan keamanan publik---tas pengunjung diperiksa satu persatu. Dan dengan napas lega dia dapat melewati rintangan itu.Â
Mungkin sekuriti melihatnya nyentrik seperti anak band yang nyeleneh dengan rambut gondrong kusut bukan karena digimbal tetapi memang jarang sampoan, di lengannya bergelantung tas rajut kumal khas Jogja yang memberi kesan kumuh yang tertempel di badannya.
Tepatnya di sebuah toko buku tenar dia masuk kemudian menitipkan tasnya dan langsung menuju ke rak buku sastra dan filsafat yang memang jarang disentuh calon pembeli---disana dapat ia lihat bangunan buku tergolek bangga dan siapapun yang membaca apalagi membelinya akan terkena mengidap over minded, ia mengamati satu persatu buku sastra dan tampaknya buku yang ia cari memang tidak ada.Â
Dengan muka masam dia beralih menuju rak berikutnya dan disana juga dia tidak menemukan buku idamannya. "sial benar aku hari ini". Tanpa sengaja dia berpapasan dengan seorang wanita yang tidak lain adalah Lia teman sekelasnya.Â
"Pang  kamu cari buku apa?".Â
"Aku cari buku Agulhon, Maurice: "La Seconde Rpublique, 1848-1852", in: Histoire de la France sama Derrida and Deconstruction".Â
"Oh nggak mungkin buku itu ada di sini itu khan buku lama, kalau mau cari buku itu ke toko buku di sebelah gedung ini saja. Dijamin buku-buku yang sejenisnya ada disana, oh ya ngomong-ngomong aku mau ke Mac Dee perutku sudah keroncongan nih, kamu mau ikut?" kata Lia seraya pamitan tuk pergi.Â
"oh ya terimakasih, aku mau langsung aja ke sana". jangankan untuk ke Mc Donald tuk makan siang, untuk ongkos pulang saja sudah pas-pasan, jentera kata yang tersangkut di kalbunya yang tiris.
Dia berjalan ke luar mall, dan langsung menuju ke tempat yang diceritakan oleh Lia.Â
Sesampainya disana dia menitipkan tasnya di tempat penitipan barang, ketika dia masuk ke dalamnya, "kalaulah aku mapan sudah kutelanjangi buku ini dan kuperkosa isinya" dia bergumam  di dalam hati.Â
Dan beberapa pasang mata tertuju padanya mulai dari pengunjung sampai cashier menggeliat dan membelalakan matanya melihat Naufal yang masuk ke tempat tersebut.Â