Mohon tunggu...
Qurniadi Z
Qurniadi Z Mohon Tunggu... Pedagang -

Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Roberto

27 April 2017   15:48 Diperbarui: 28 April 2017   01:00 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan tawanya tulus

tak pernah berharap di luar dirinya

 

Barangkali, ia lupa seberapa lama di genangan air

depan rumahnya

berlari membasuh kaki dari lumpur comberan

ia suka baunya

 

sekali lagi, ia dekati comberan

isinya diaduk sambil tertawa

tak peduli seberapa kotor

 

teriakan ibunya, pertanda untuk segera pindah

ke celah rak, ke sudut kamar

lalu tertawa

 

Lihatlah

Betapa ia tidak membutuhkan uang

seperti manusia dewasa adalah cara satu-satunya

Betapa air susu ibunya hanya membuatnya menangis sebentar saja

lalu, tertawa

 

Dan tawanya tulus

Tak pernah berharap di luar dirinya

 

 

-3/24/17

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun