Dan tawanya tulus
tak pernah berharap di luar dirinya
Â
Barangkali, ia lupa seberapa lama di genangan air
depan rumahnya
berlari membasuh kaki dari lumpur comberan
ia suka baunya
Â
sekali lagi, ia dekati comberan
isinya diaduk sambil tertawa
tak peduli seberapa kotor
Â
teriakan ibunya, pertanda untuk segera pindah
ke celah rak, ke sudut kamar
lalu tertawa
Â
Lihatlah
Betapa ia tidak membutuhkan uang
seperti manusia dewasa adalah cara satu-satunya
Betapa air susu ibunya hanya membuatnya menangis sebentar saja
lalu, tertawa
Â
Dan tawanya tulus
Tak pernah berharap di luar dirinya
Â
Â
-3/24/17
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H